Yogyakarta - Korban mutilasi Rinaldi Harley Wismanu, 32 tahun, lahir dan besar di Yogyakarta, tepatnya di Dusun Nologaten, Kelurahan Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman. Potongan tubuhnya ditemukan di kamar lantai 16 Tower Ebony, Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan pada Rabu, 16 September 2020.
Di balik kontroversi kehidupannya di Jakarta, beberapa waktu sebelum ditemukan tewas, Harley ternyata merupakan sosok supel, pintar, dan penuh tanggung jawab. Di mata kerabat, pria kelahiran 1988 tersebut adalah tulang punggung keluarga.
Karenanya, pihak keluarga merasa sangat kehilangan dengan kepergiannya. Terlebih, Harley meninggal dalam kondisi tragis, terpotong menjadi 11 bagian.
"Keluarga sangat kehilangan Mas Harley. Mas Harley itu tulang punggung keluarga. Semuanya kehilangan,” kata adik sepupu Harley, Sadana Neimpuna saat ditemui Tagar di rumah duka, Jumat, 18 September 2020.
Bahkan saking merasa kehilangannya, apalagi melihat cara sadis dua pelaku mutilasi, Sadana menuntut aparat penegak hukum menjatuhkan vonis mati di perkara sepupunya.
"Kami berharap pelaku dihukum mati," tegasnya.
Paman Harley, Hutabarat menceritakan sejak kecil korban tumbuh dan berkembang bersama keluarganya di Nologaten. Sehingga ia tahu betul bagaimana watak dan perilaku dari keponakannya itu.
"Dia (korban) sejak kecil kumpul sama saya dan keluarga. Anaknya pintar dan penyayang keluarga," kata pria yang menikahi saudara dari ibunda Harley ini.
Karena keenceran otaknya ini lah, Harley tidak kesulitan menembus ketatnya persaingan masuk ke Universitas Gadjah Mada (UGM). Ya, selepas menempuh pendidikan sekolah menengah atas (SMA), Harley menimba ilmu sebagai mahasiswa Sastra Jepang, UGM.
Dia penyuka budaya Jepang makanya dulu dia kuliah mengambil jurusan sastra Jepang.
Soal minatnya terhadap dunia sastra dan budaya Jepang ini, diakui Hutabarat sudah terlihat sejak kecil. Banyak mainan dan hal-hal berbau budaya Jepang dikoleksinya. Termasuk pedang samurai yang dijadikan penghias dinding di kamar rumahnya di Nologaten.
"Dia penyuka budaya Jepang makanya dulu dia kuliah mengambil jurusan sastra Jepang," ujarnya.
Keinginannya untuk lebih mengenal budaya Jepang akhirnya kesampaian setelah ia menerima beasiswa pendidikan S2 di Kota Tokyo Jepang. Ia kuliah di Tokyo University of Foreign Studies.
Sepenggal kisah pendidikannya di kampus itu juga dikisahkan lewat video YouTube-nya bertema Merantau di Negri Sakura pada 6 Januari 2017. Dari hasil perantauannya ke Jepang ini, mengantarkan Harley ke sebuah perusahaan Jepang yang berbasis di Jakarta, PT Jaya Obayashi.
Meniti karier di perusahaan itu hingga menjabat sebagai manajer HRD. Ia pun akhirnya menikahi pramugari asal Jepang. Soal bagaimana kehidupan rumah tangga Harley dengan istri Jepangnya itu, Hutabarat mengaku tidak tahu persis.
"Status dengan istri yang di Jepang istri sah. Saya kurang tahu pasti sekarang bagaimana. Perempuannya pramugari di Jepang. Belum ada info mau ke sini. Tapi dulu pernah ke sini tidur di sini juga," ucap Hutabarat.
Baca juga:
- Terungkap Peran 2 Orang Pemutilasi Rinaldi Harley Wismanu
- Korban Mutilasi di Kalibata City Punya Istri Jepang
- Kenalan dari Tinder, Tubuh Rinaldi Dimutilasi Jadi 11 Bagian
Terakhir, Hutabarat bertemu dengan Rinaldi pada Desember 2019 lalu. "Kalau pulang Sleman cuman sebentar, paling dua sampai tiga hari. Biasanya kalau dia pulang ke sini, jalan-jalan sekeluarga besar untuk makan-makan," katanya.
Hingga akhirnya pihak keluarga kehilangan jejak Harley sejak 9 September 2020. Hilangnya pria berhidung mancung ini kemudian dilaporkan ke polisi. Jajaran Polda Metro Jaya sempat melacak keberadaan korban terdeteksi di apartemen di Semanggi dan kantor di Pancoran.
Polisi akhirnya menemukan Harley dalam kondisi sudah termutilasi dimasukkan tas kresek dan disimpan di dua koper di dalam kamar di Apartemen Kalibata City. Dua tersangka, Laeli, 27 tahun, dan Djumadil Al Fajri, 26, mengeksekusi korban di apartemen di Pasar Baru, Jakarta Pusat, dengan modus ajakan berhubungan intim. []