Kulon Progo - Seekor penyu lekang dengan panjang sekitar 100 sentimeter dan lebar 75 sentimeter, ditemukan mati dengan kondisi sudah membusuk, di Pantai Pasir Kadilangu, Desa Jangkaran Temon, Kulon Progo.
Hewan langka dan dilindungi ini, pertama kali ditemukan oleh seorang nelayan bernama Triyono, warga setempat pada Selasa 1 Oktober 2019 sore.
Penemuan ini sungguh memprihatinkan karena kejadian ini bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya bangkai penyu dengan jenis lekang juga pernah ditemukan di lokasi yang sama pada 4 Agustus 2019 lalu. Selain itu, bangkai penyu lainnya juga ditemukan di beberapa titik pantai di Kulon Progo.
Jumlah penyu yang mati, bahkan dimungkinkan bisa lebih banyak. Yang tidak dilaporkan, diperkirakan juga ada, sebab lokasi pantai Pasir Kadilangu merupakan salah satu lokasi penyu berkembang biak.
Tokoh masyarakat Dusun Pasir Kadilangu sekaligus Ketua Wisata Hutan Mangrove, Pantai Pasir Kadilangu, Suparyono mengatakan penyu tersebut ditemukan Triyono, saat sedang menjaring ikan di pinggir pantai.
Dengan diketahui penyebabnya, tindakan preventif bisa dilakukan oleh semua elemen yang berkepentingan dan juga masyarakat
Di tengah pekerjaannya, Triyono dikagetkan dengan adanya benda terapung berupa bangkai penyu. Olehnya bangkai tersebut ditarik ke daratan, dan kemudian dikabarkan ke warga sekitar.
"Saat dinaikkan ke pantai, sudah dalam kondisi mati dan berbau menyengat akibat membusuk. Diperkirakan, sudah mati sekitar dua hari yang lalu," kata Suparyono, Rabu 2 Oktober 2019.
Suparyono menjelaskan, pada Selasa malam sekitar pukul 23.00 WIB, warga berinisiatif menguburkan penyu tersebut di pinggir pantai tidak jauh dari lokasi penemuan.
Kemudian, pada Rabu pagi, kuburan penyu tersebut dibongkar kembali untuk difoto dan dibagikan ke WhatsApp group (WAG) peduli lingkungan, agar ada tindak lanjut. Setelah itu, bangkai penyu dikuburkan kembali.
Suparyono berharap, penemuan bangkai penyu ini bisa menjadi perhatian pihak berwenang.
"Harapannya instansi terkait bisa mengautopsi penyu ini, agar diketahui penyebab kematiannya, karena kejadian ini tidak cuma sekali," ucapnya.
Sementara itu pemerhati Lingkungan Kulonprogo, Saptono Tanjung meminta agar pihak terkait bisa menyelidiki apa penyebab kematian penyu, apakah dari lingkungan atau ulah manusia. Nanti jika sudah diketahui penyebabnya, harapannya ada upaya preventif baik dari dinas dan masyarakat.
"Dengan diketahui penyebabnya, tindakan preventif bisa dilakukan oleh semua elemen yang berkepentingan dan juga masyarakat," ujarnya.[]