Aceh Barat Daya - Hujan lebat yang disertai angin kencang kerab melanda Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Aceh dan sekitarnya sejak sepekan terakhir. Akibatnya harga jual ikan segar naik lantaran tangkapan nelayan berkurang.
"Ia lumanyan mahal (harga ikan) kalau dibandingan sepekan lalu," kata Sardanis, penjual ikan di pasar kota Blangpidie, Sabtu, 20 Juni 2020 di Aceh Barat Daya.
Sepekan lalu, lanjutnya, ikan tongkol sebesar betis pria remaja bisa didapat masyarakat dengan harga Rp 15 ribu satu ekor, sekarang naik menjadi Rp 25 atau 20 ribu, sebab harga satu keranjangnya dibeli pedagang Rp 550 ribu. "Kami sesuaikan saja harganya, dapat sedikit sudah boleh," ujar Sardanis.
Cepat sekali sepi pegunjung, ikan belum habis sudah sepi padahal belum masuk zuhur.
Menurutnya, tidak stabilnya harga ikan segar juga sangat berpengaruh pada kondisi cuaca, sebab jika cuaca tidak menentu selain tangkapan kurang juga banyak nelayan yang tidak melaut, sehingga menyebabkan harga ikan naik. "Begitu juga sebaliknya, turun harga jika ikan melimpah," sebut Sardanis.
Sardanis mengaku meski harga ikan tidak stabil dan jikapun murah namun minat pembeli sangat kurang. Kondisi ini dirasakan semua pedagang ikan sudah selama badai Covid-19 melanda. "Benar-benar kurang pembeli sejak dulu Corona ini," sebutnya.
Penjual ikan kecil jenis teri, Abdullah juga mengatakan hal yang serupa. Dia mengaku geliat pembali ikan selama pandemi memang dirasa sangat merosot. Selain pembeli kurang, pasar juga terlalu cepat sepi pegunjung. "Cepat sekali sepi pegunjung, ikan belum habis sudah sepi padahal belum masuk zuhur," ujar Abdullah.
Abdullah mengatakan, sebelum Corona melanda pedagang ikan tidak tutup lapak meski sudah siang hari, sebab banyak Pegawai Negeri Sipil (PNS) setempat yang baru membeli saat siang atau sepulang kantor. "Kalau dulu siang-siang ada PNS, sekarang kerja di rumah, jadi kalau sudah jelang siang tidak ada harapan lagi," katanya. []