Aceh Barat Daya - Proses belajar mengajar di rumah dengan sistem tatap muka secara daring atau online dikeluhkan para wali murid di kawasan Kecamatan Babahrot Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Aceh di masa pendemi Covid-19.
Para orang tua di kawasan ini mengeluh lantaran tidak stabilnya jaringan internet sehingga penyediaan sarana pendukung dan pengawasan orang tua terhadap proses belajar anak-anak begitu sulit.
"Jaringan disini tidak bagus sehingga mereka (anak-anak) jadi malas belajar," kata Nafsah, wali murid asal Kecamatan Babahrot, Kamis, 18 Juni 2020 di Aceh Barat Daya.
Nafsah mengatakan, di Kecamatan Babahrot memang tidak semua daerah akses jaringan internetnya lambat atau bahkan tidak terhubung sama sekali, namun ada juga titik yang dapat terhubung.
"Tapi lumanyan jauh lokasinya dari rumah," ujar Nafsah.
Menanggapi keluhan ini, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Abdya dapil babahrot, Yusran meminta Pemerintah Abdya melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta pihak terkait untuk menyediakan fasilitas penunjang berupa akses internet yang baik, sehingga proses belajar mengajar secara daring dapat berjalan lancar di wilayah itu.
Tentu tidak efektif, terlebih di beberapa desa akses internet bahkan tidak ada sama sekali.
"Ini perlu diperhatikan, jangan sampai karena internet banyak anak-anak tidak bisa belajar dan ketinggalan mata pelajaran dari anak-anak kecamatan lain," kata Yusran.
Politisi partai besutan Surya Paloh ini menilai proses belajar di rumah tidak efektif, hal ini lantaran belum meratanya akses pendukung di beberapa desa di Kabupaten Aceh Barat Daya seperti Kecamatan Babahrot dan beberapa desa lainnya.
"Tentu tidak efektif, terlebih di beberapa desa akses internet bahkan tidak ada sama sekali," sebut Yusran.
Tambah Yusran, agar merata dan tidak ada anak-anak yang ketinggalan mata pelajaran di masa pandemi ini, pemerintah dimintanya untuk menyediakan fasilitas penunjung berupa akses internet khusus di desa-desa yang bermasalah. "Dari juga sulit, selain menambah biaya, juga tidak terhubung," sebutnya.
Solusi lain, sebutnya, pemerintah dan pihak terkait memang harus menyediakan taman digital atau jaringan WiFi di masing-masing desa, terlebih jaringan WiFi, sampai saat ini di kawasan Kecamatan Babahrot tidak terkoneksi.
"Jika ini sulit, solusinya guru harus mendatangi ke rumah siswa secara bergiliran dengan sistem belajar kelompok, kalau tidak, ini sangat disayangkan terus berlarut,"katanya. []