Penyangga Masker Hits, Boleh atau Tidak Dipakai Ini Kata Dokter

Menggunakan masker dalam rentan waktu tertentu membuat napas menjadi pengap. Menanggulanginya dengan penyangga masker, apa kata dokter?
Ilustrasi penyangga masker atau bracket mask yang beredar di pasaran (Foto: Istimewa)

Jakarta - Menggunakan masker dalam rentan waktu tertentu membuat napas menjadi pengap. Pasalnya sirkulasi udara yang keluar masuk hidung dan mulut tak sebebas seperti saat tidak menggunakan masker. Menanggulangi itu muncul penyangga masker atau 3D mask bracket di pasaran.

Spesialis penyakit dalam dr Andi Khomeini Takdir Haruni Sp.PD menilai penggunaan bracket mask bisa mengakibatkan fungsi proteksi dari masker yang dipakai menjadi berkurang.

"Tujuan masker sebenernya buat membatasi udara. Jadi partikel-partikel dari kuman atau bakteri itu dibatasi. Kalau penyangga masker mengganggu fungsi masker itu, jadi ada space, ada ruang antara masker dengan kulit yang lebih lebar. Berarti daya proteksi maskernya berkurang," kata dr Andi kepada Tagar, Sabtu, 10 Oktober 2020.

Secara fisik ada barang yang mengganggu fungsi masker, dan memungkinkan kuman di dalam masker.

Penyangga maskerIlustrasi penyangga masker atau bracket mask yang beredar di pasaran (Foto: Istimewa)

Penyangga masker atau bracket mask terbuat dari silikon. Fungsinya agar masker yang dipakai tidak menyentuh wajah, sehingga pemakainya tidak pengap ketika bernapas, terhindar dari risiko jerawat, dan bisa menjaga lipstik agar tidak menyiplak di masker. Namun apakah memakai bracket mask ini dianjurkan oleh dokter?

"Saya engga rekomendasikan," tegas sosok yang juga menjabat sebagai Chairman Junior Doctor Network.

Baca juga: 

Menurutnya, memakai bracket mask berisiko menimbulkan kuman baru karena sisi dalam masker dikhawatirkan telah tersentuh lebih dahulu. Mengingat, kata dr Andi, sisi masker yang berhadapan langsung dengan hidung atau mulut harus steril.

"Akibatnya bisa menurunkan efek proteksi dari masker. Jadi secara fisik ada barang yang mengganggu fungsi masker, dan memungkinkan kuman di dalam masker," tuturnya.

Namun, dr Andi memberikan pengecualian bagi penyangga masker atau bracket mask yang tidak mengganggu fungsi dari masker, yaitu tetap melekat pada kulit. Menurutnya jenis bracket mask tersebut dapat digunakan. Namun, jika hanya untuk keperluan kosmetik atau keindahan sebaiknya penggunaan penyangga masker tidak dilakukan.

"Masker dirancang untuk melindungi dari virus atau bakteri dan tidak dianjurkan jika hanya sekadar untuk kecantikan," tuturnya. (Niswatul Mahmudah)

Berita terkait
Dokter Bicara Tren Tindik di Dalam Hidung, Bahaya Gak Sih?
Tindik atau piercing di bagian dalam hidung sedang hits. Namun, apakah mengikuti tren ini berbahaya?
Dokter Saran Tinggalkan Olahraga Beregu saat Pandemi
Olahraga dapat membuat tubuh menjadi bugar dan imunitas menjadi naik. Saat pandemi, dokter sarankan tinggalkan olahraga beregu.
Pandemi Style, Cantik Lewat Riasan Mata Meski Pakai Masker
Masker yang menutupi mulut dan hidung berarti merubah cara merias wajah. Namun, demi tampil cantik mempesona itu bukan masalah bagi wanita.
0
Ini Alasan Mengapa Pemekaran Provinsi Papua Harus Dilakukan
Mantan Kapolri ini menyebut pemekaran wilayah sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.