Pengungsi Banjir Pekalongan Berjubel, Ganjar Minta Ada Sekat

Aula Kantor Kecamatan Pekalongan Barat dipenuhi ratusan pengungsi. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo minta ruangan disekat untuk cegah Covid-19.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo makan nasi bungkus bersama pengungsi banjir di Kota Pekalongan. Melihat kondisi pengungsi yang berjubel, Ganjar minta ada penyekatan per keluarga guna menghindari penyebaran Covid-19. (Foto: Tagar/Humas Pemprov Jateng)

Pekalongan - Ratusan warga korban banjir memenuhi ruang di titik pengungsian di Kota Pekalongan. Kondisi tersebut membuat khawatir pengungsi akan potensi penyebaran Covid-19. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo minta ada sekat per keluarga di lokasi pengungsian.

Ganjar Pranowo mengunjungi pengungsi banjir di aula di Kantor Kecamatan Pekalongan Barat, Rabu, 17 Februari 2021. Saat tiba di lokasi, Ganjar langsung disambut ratusan pengungsi yang telah 14 hari berada di sana.

Ruang gedung yang tidak terlalu luas membuat para pengungsi tinggal berjubel. Tidak ada batas-batas penyekat antara satu pengungsi dengan lainnya. Padahal, di lokasi itu tak hanya orang dewasa, namun ada juga balita, lansia dan ibu hamil.

Kasi Kesiapsiagaan dan Kebencanaan BPBD Pekalongan, Dimas Arga menyebut total pengungsi di Kota Pekalongan ada sekitar 1700 orang yang tersebar di 19 lokasi. Sementara yang menempati gedung aula Kecamatan Pekalongan Barat 230-an pengungsi.

Melihat kondisi itu, Ganjar langsung memanggil Wakil Wali Kota Pekalongan, Afzan Arslan Djunaid dan Kepala BPBD Pekalongan. Kepada keduanya, Ganjar meminta agar ruang di titik pengungsian disekat-sekat untuk menghindari penularan Covid-19.

"Kalau seperti ini bahaya Pak. Tolong disekat, contohnya seperti pengungsian di Merapi itu, itu bagus disekat-sekat per keluarga, sehingga potensi penularan Covid-19 bisa ditekan," kata dia. 

Menghindari penumpukan, Ganjar juga meminta pengungsi disebar ke sejumlah titik. Gedung publik seperti sekolah bisa digunakan sementara untuk pengungsian.

"Tadi sudah sepakat dengan Pak Wakil Wali Kota, mudah-mudahan mulai besok sudah disekat-sekat agar para pengungsi ini harapannya punya satu ruang per keluarga. Kalau kurang, bisa mencari tempat lain yang terdekat, bisa gedung SD dan lainnya," beber Ganjar.

Hanya diperiksa kesehatannya saja, tidak ada pemeriksaan khusus Covid.

Dengan penyekatan dan penyebaran pengungsi maka masyarakat akan lebih nyaman. Termasuk untuk pemenuhan kebutuhan seperti selimut, alas tidur maupun logistik. Cara itu juga bisa mengurangi potensi penyebaran virus corona.

"Apalagi cuaca masih seperti ini, maka kita harus menyiapkan dalam waktu yang lebih. BMKG sudah mengingatkan, puncak musim hujan sampai akhir Februari, meskipun pada Maret sampai April masih terjadi curah hujan. Jadi inilah yang mesti kita respons dengan cepat," terang dia.

Ganjar juga meminta Dinas Kesehatan untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan, termasuk pemeriksaan Covid-19. Ia berharap, alat pendeteksi Covid-19 dari UGM, GeNose, yang dipesannya segera datang dan bisa dikirim ke tempat-tempat pengungsian seperti di Pekalongan.

"Mudah-mudahan minggu ini atau minggu depan sudah datang, nanti saya kirim ke sini untuk pengetesan. Begitu semuanya negatif, maka lokasi ini harus dikunci dan semua pendatang dibatasi serta dipastikan sehat," pintanya.

Terkait penanganan banjir di Pekalongan, Ganjar mengatakan sedang berjalan secara bertahap. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan dari hulu sampai hilir untuk mempercepat persoalan ini.

"Kami bagi tugas. Khusus Kota Pekalongan ini, kita sudah buat desainnya, semua harus konsentrasi bareng-bareng. Pak Wali menata saluran air di kotanya, saya menata sungai dan tanggul laut. Saya sudah bicara dengan Kementerian PUPR, itu terus berjalan. Beberapa kontrak pekerjaan fisik juga masih terus dilakukan, akan saya pantau dan kawal terus agar progresnya bisa cepat," imbuh dia. 

Salah satu pengungsi, Anik,26 sepakat dengan usulan Ganjar agar lokasi pengungsian disekat-sekat. Sebab kondisi saat ini memang mengkhawatirkan.

"Ya takut tertular Covid kalau seperti ini, apalagi saya bawa anak kecil. Tapi mau gimana lagi, cuma di sini tempatnya," ujar dia.

Anik berharap selain disekat, tempat pengungsian juga disebar sehingga ada batasan jumlah idealnya. Dengan demikian, para korban banjir bisa lebih aman dan nyaman. 

Baca juga: 

Ia tak masalah jika pihak Dinas Kesehatan melakukan pengecekan Covid-19. Selama 14 hari tinggal di pengunsian belum pernah ada rapid test maupun swab

"Hanya diperiksa kesehatannya saja, tidak ada pemeriksaan khusus Covid. Ya harapannya diperiksa, jadi semuanya bisa aman," pungkasnya.

Sementara itu, selain mengecek kondisi pengungsi, Ganjar juga terjun langsung ke lokasi banjir di Desa Pasir Kraton Kramat. Ia berjalan kaki, menyusuri gang yang terendam banjir setinggi pinggang orang dewasa. Dapur umum di lokasi bencana juga tak luput dari perhatian Ganjar. []

Berita terkait
Kemensos Beri Bantuan Banjir, Pemkab Pekalongan Apresiasi
Kemensos salurkan bantuan dengan total sebesar Rp 252.764.600 di Kabupaten dan Kota Pekalongan yang terdampak bencana bajir.
7.700 Keluarga di Pekalongan Terdampak Banjir Rob
Sekitar 7.700 warga di pesisir Kota Pekalongan terdampak banjir rob. Sebagian terpaksa mengungsi di tempat aman.
Ganjar Yakin 3 Rumah Pompa Atasi Banjir Pekalongan
3 rumah pompa di Pekalongan, Jawa Tengah dipastikan berfungsi baik dan siap menghadapi musim hujan.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.