Penemuan Penyu Mati di Kulon Progo Bukan Hal Baru

Pokmaswas Wanatirta mengungkapkan penemuan penyu mati dan telur di Kulon Progo bukan hal baru.
Telur penyu yang akan diselamatkan, untuk dibawa ketempat yang lebih aman.(Foto: Reuters/Umit Bektas)

Kulon Progo - Ketua Kelompok Pengawas Masyarakat (Pokmaswas) Wanatirta Warsa Suwita mengungkapkan penemuan penyu mati setelah bertelur di pantai Pantai Congot, Desa Jangkaran, Kecamatan Temon, Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pada Minggu, 4 Agustus 2019, bukan hal baru.

Menurutnya, ada sebagian masyarakat di sana yang memang kurang peduli dengan status penyu yang merupakan hewan langka. Bahkan, ada masyarakat sudah biasa menjual telur dari penyu yang sudah mati.

"Saya mendengar Minggu kemarin, ada yang jual ke pasar secara sembunyi-sembunyi. Mungkin mereka belum tahu, jika ada undang-undang Perlindungan Penyu," ujar Warsa Suwita kepada Tagar.id, Rabu, 7 Agustus 2019.

Akhirnya, untuk mencegah penjualan telur penyu, Pokmaswas mesti bergerak sendiri untuk mencari telur dari penyu yang mati tersebut. "Meski tidak banyak, Pokmaswas kadang memberikan uang ganti bagi masyarakat yang menemukan dan menyerahkan telur penyu," tuturnya.

Saya mendengar Minggu kemarin, ada yang jual ke pasar secara sembunyi-sembunyi. 

Kesadaran masyarakat di wilayah Wanatirta, menurutnya sudah cukup baik. Terbukti, pada 2018 masyarakat menyerahkan sarang penyu yang dengan 50 butir telur. Sedangkan tahun ini, masyarakat menyerahkan satu sarang penyu dengan 98 butir telur yang kini sudah dimasukkan ke bis beton untuk penetasan.

"Harapannya minimal 45-50 hari dari sekarang, telur telur tersebut bisa menetas," tuturnya.

Ia pun berpesan pada masyarakat agar tidak mengambil telur maupun penyu di sekitar pantai. Jika penasaran ia mempersilakan masyarakat untuk melihat dan mengidentifikasi, tapi kemudian harus dilepaskan kembali.

"Biarkan, agar lestari agar anak cucu bisa melihat penyu itu seperti apa," ucap dia.

Sementara itu, Kepala Konservasi Wilayah 1 BKSDA DIY Untung Suripto mengatakan masyarakat dapat berpartisipasi dengan berbagai cara untuk melestarikan penyu. Misalnya, tidak membuang sampah di laut, tidak mengambil telur penyu, dan mengkampanyekan pelestarian penyu kepada pengunjung.

Sebab, ada dua faktor yang menyebabkan kematian penyu, pertama faktor alam dan kedua faktor manusia yang memburu penyu atau telur menggunakan jaring atau pancing. []

Baca juga:


Berita terkait
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.