Pemkot Malang Diminta Tinjau Ulang Pengajuan PSBB

Pemprov Jawa Timur meminta Wali Kota Malang untuk menijau ulang pengajuan PSBB. Alasannya, penyebaran Covid-19 belum sebanyak Surabaya.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Heru Tjahjono. (Foto: Pemprov Jatim/Tagar)

Surabaya - Pemerintah Provinsi Pemprov Jawa Timur meminta Pemerintah Kota Malang untuk meninjau ulang pengajuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Surat pengajuan PSBB telah diterima oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa untuk kemudian diteruskan ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Sekretaris Daerah Jawa Timur Heru Tjahjono mengatakan pihaknya telah koordinasi dengan Sekretaris Kota Malang dan Wali Kota Malang agar surat pengajuan PSBB ditinjau ulang agar mempertimbangkan segala aspek jika diterapkan.

Memang kalau tidak sekalian Malang Raya tidak akan efektif, karena akses barang, jasa, akses keamanan, akses kesehatan, dan akses lain itu yang harus dicukupi.

"Wali Kota Malang saya telepon. Pak Wali apakah sudah ada pertimbangan-pertimbangan untuk melakukan PSBB itu sudah dilakukan," kata Heru.

Heru menjelaskan posisi Kota Malang menghubungkan Kabupaten Malang dengan Kota Batu. Untuk itulah, Pemkot Malang untuk mempertimbangkan lagi, jika PSBB diterapkan. Pemprov Jatim khawatir akan mengganggu mobilitas masyarakat ingin masuk ke salah satu wilayah tersebut.

Heru mengaku hasil koordinasi tersebut Wali Kota Malang bersedia untuk mempertimbangkan lagi pengajuan PSBB tersebut. Terutama koordinasi dengan pemerintah di dua wilayah tersebut yakni Kabupatan Malang dan Kota Batu.

"Memang kalau tidak sekalian Malang Raya tidak akan efektif, karena akses barang, jasa, akses keamanan, akses kesehatan, dan akses lain itu yang harus dicukupi," tegasnya.

Heru menilai kasus pasien positif di Kota Malang masih lebih sedikit dibandingkan Surabaya. Meskipun kasus pasien positif di Surabaya tertinggi di Jatim, hingga saat ini belum mengajukan.

Padahal jika dilihat dari tingginya kasus positif Covid-19 Surabaya sudah memenuhi untuk menerapkan PSBB. Namun pengajuan PSBB harus berkoordinasi dengan daerah sekitarnya seperti Sidoarjo, Gresik dan sekitarnya.

"Pertimbangan itu jumlah penderita konfirmasi positif, jumlah PDP, termasuk pesebarannya itu jadi pertimbangan. Surabaya sudah memenuhi, artinya di sisi lain harus dipertimbangkan juga akses tadi," kata dia.

Sementara itu, Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Inspektur Jenderal Luki Hermawan mengaku berdasarkan peta anatomi awal kasus penyebaran Covid-19 di Jatim kasus pertama di Surabaya dan kedua di Malang.

Luki menjelaskan khusus di kota Pahlawan ada di wilayah Surabaya Utara tepatnya sekitar Jalan Demak. Di Surabaya Utara, pasien positif paling banyak di kawasan Jalan Gresik, tepatnya di pasar PPI, di mana di pasar ini ada 20 orang terkonfirmasi positif Covid-19.

“Kami akan mengambil langkah Anev (analisa dan evaluasi) bekerja sama dengan jajaran aparat TNI untuk menerapkan isolasi terbatas di kawasan tersebut,” tegas Luki.

Luki mengungkapkan bahwa Polda sudah koordinasi dengan Polrestabes Surabaya dan Pangdam V/Brawijaya untuk melakukan penyemprotan. Mengingat kawasan tersebut gangnya sempit sehingga mobil besar tidak bisa masuk, tim menggunakan sepeda motor untuk melakukan penyemprotan disinfektan.

"Sehingga tim ada 60 orang. Kita akan keroyok wilayah PPI jalan Demak. Karena ini zona merah, maka akan gunakan SOP (Standar Operasional Prosedur) dengan pakai APD (Alat Pelindung Diri)," terangnya.

Tim sudah melakukan testimoni masyarakat dan warga sangat berterima kasih kepada pemerintah dan aparatur negara karena wilayahnya disemprot. Masyarakat mengakui bahwa wilayahnya sangat heterogen dalam arti warga banyak dari buruh, pedagang pasar.

Selanjutnya dalam sepekan kemudian kasus positif Covid-19 berkembang dengan radius 600 meter dari kasus pertama. Kemudian untuk kasus kelima bergeser ke wilayah Surabaya Selatan tepatnya di kawasan Wonokromo.

"Di peta ini tidak meleset, paling hanya selisih dibawah 50 meter. Lah ini kami menggunakan anatomi dari pada penyebaran Covid-19," tambahnya.

Sementara itu, Gubernur Jatim khofifah Indar Parawansa menjelaskan bahwa update perkembangan Covid-19 di Jatim ada tambahan 25 pasien positif Covid-19, sehingga totalnya menjadi 499 kasus.

Tambahan itu dari Probolinggo sebanyak tujuh orang, satu di Tulungagung, satu dari Sidoarjo dan 16 dari Kota Surabaya. Sedangkan pasien sembuh bertambah lima orang yakni satu dari Lumajang, dua dari Lamongan, satu dari Situbondo dan satu dari Kota Surabaya.

“Dari jumlah tersebut sebanyak 367 orang masih dirawat, 86 orang terkonversi negatif atau sudah sembuh (17.23%) dan 46 orang meninggal dunia (9,22%),” bebernya.

Sedangkan pasien positif covid-19 yang meninggal sebanyak 1 orang berasal dari Kota Surabaya.

Untuk kasus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) bertambah 123 kasus, sehingga akumulasinya menjadi sebanyak 1.621 kasus.

“Dari jumlah tersebut sebanyak 977 orang masih dalam pengawasan, 544 orang selesai diawasi dan 100 orang meninggal dunia,” jelas Gubernur Jatim.

Kemudian untuk kasus ODP (Orang Dalam Pemantauan), bertambah sebanyak 397 kasus, sehingga totalnya menjadi 15.328 kasus. Dari jumlah tersebut sebanyak 7.855 orang masih dipantau, 7.447 orang selesai dipantau dan 26 orang meninggal dunia. []

Berita terkait
Rapid Test Pengunjung Warkop Surabaya Positif Corona
Hasil patroli skala besar, ditemukan dua pengunjung warkop di Surabaya positif Covid-19 berdasarkan Rapid Test di lakukan oleh Polda Jatim.
Covid-19, BPS Catat Impor Masker ke Jatim Melonjak
BPS Jatim mencatat di tengah pandemi Covid-19, impor masker selama Maret 2020 ke Jatim melonjak tajam hingga 634,54 persen.
Polda Jatim Serahkan Rp 147,8 M MeMiles ke Kejati
Polda Jatim telah merampungkan kasus MeMiles yang menyeret sejumlah nama artis dan publik figur lainnya.
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu