Pemda DIY dan DPD RI Bahas Dana Keistimewaan Yogya

Rapat kerja Pemda DIY dan Pemkot/Pemkab se-DIY bersama Komite IV DPR RI membahas tentang Dana Keistimewaan DIY yang disetujui pemerintah pusat
Komite IV DPD RI menggelar rapat kerja bersama dengan Pemda DIY dan Pemkot/Pemkab se-DIY di Kantor DPD RI Perwakilan DIY Jalan Kusumanegara Yogyakarta, Jumat 6 September 2019. (Foto: Tagar/Ridwan Anshori)

Yogyakarta - Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengusulkan dana keistimewaan kepada pemerintah pusat pada APBN 2020 sebesar Rp 2,59 triliun. Namun, pusat hanya menyetujui setengah yaitu Rp 1,3 triliun.

Pemda DIY mendapat alokasi dana keistimewaan sejak diterbitkan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan. Dana keistimewaan jumlahnya tiap tahun meningkat. Hanya saja, antara usulan dengan realisasi yang disetujui pusat masih jomplang.

Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Ketua DPRD DIY Sementara, Huda Tri Yudiana, saat rapat kerja bersama Komite IV Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI di Kantor DPD RI Perwakilan DIY Jalan Kusumanegara Yogyakarta, Jumat 6 September 2019.

"Usulan Dana Keistimewaan DIY tahun 2020 sebesar Rp 2,59 triliun hanya di-acc Rp 1,3  triliun. Seolah kok usulannya di-acc separonya," kata Huda.

Padahal, kata dia, pengusulan yang dilakukan Pemda DIY sudah melalui perencanaan yang sangat matang. "Penyusunan usulan itu sudah disinkronisasi dengan program kegiatan lain di daerah," ujarnya.

Program kegiatan tersebut sudah disesuaikan dengan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang terukur. "Kalau acc-nya (dari pemerintah pusat) hanya separo akan menyulitkan perencanaan keuangan di DIY," kata Huda.

Politikus PKS ini mengungkapkan, akibat anggaran dana keistimewaan yang disetujui pusat hanya setengahnya, praktis harus mengubah alokasi anggaran APBD DIY. "Tujuannya agar RPJMD tercapai," kata dia.

Huda mengakui, anggaran Dana Keistimewaan tiap tahun mengalami kenaikan. Misalnya tahun ini naik Rp 120 miliar dibanding tahun sebelumnya. "Tahun 2020 Dana Keistimewaan Rp 1,32 trilun. Tetapi itu jauh dari usulan Pemda DIY sebesar Rp 2,59 triliun," ungkap Huda.

Dia berharap agar DPD RI menyampaikan ke pemerintah pusat agar usulan Pemda DIY perihal Dana Keistimewan diperhatikan. "Jangan sekedar pakai rumus di-acc separo dan ditambah sedikit dari tahun kemarin," ujarnya.

Wakil Ketua Komite IV DPD RI, Siska Marleni, akan mendorong pemerintah pusat agar Dana Keistimewaan yang sudah diusulkan Pemda DIY bisa lebih maksimal. "Karena usulan sudah berdasarkan kebutuhan ya. Serapannya juga bagus," kata Hudaa.

Anggota Komite IV DPD RI, Cholid Mahmud, juga mengatakan ketergantungan keuangan Provinsi DIY sangat tinggi kepada pemerintah pusat. "Dari total APBD ternyata hanya 27 persen yang bersumber dari pendapatan asli daerah," kata dia.

Selebihnya, anggaran berasal dari pemerintah pusat baik seperti Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Alokasi Umum (DAU), dana keistimewaan dan lainnya. Program dan kegiatan yang bersumber dari DAK. "Kegiatan dari DAK di DIY penyerapamnya lambat," katanya.

Cholid mengatakan, serapan kegiatan dari DAK lambat  karena pemerintah pusat terlambat dalam memgeluarkan pentunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis (juknis).

"Kalau bisa begitu DAK cair, langsung diikuti juklak dan juknisnya. Syukur bisa mendahului agar waktu lebih panjang, otomatis serapannya lebih maksimal," kata Cholid.

Senator dari Dapil DIY ini mengungkapkan, persoalan lain perihal DAK adalah banyak kegiatan yang bersumber dari DAK mengalami gagal lelang. "Mungkin harga yang ditetapkan terlalu rendah sehingga tidak ada kontraktor yang tidak mau ambil," ungkap Cholid. []

Berita terkait
DPRD Yogyakarta Langsung Gajian Saat Pelantikan
Sebanyak 55 anggota DPRD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta langsung menerima gaji saat resmi dilantik.
Ketika Iriana Jokowi di Pasar Beringharjo Yogyakarta
Semua mata tertuju pada Ibu Negara Iriana Jokowi yang berjalan anggun di tengah keramaian Malioboro hingga Pasar Beringharjo Yogyakarta.
Investor Malaysia dan Singapura Bertemu di Yogyakarta
Untuk pertama kalinya Bursa Efek Indonesia (BEI) berkolaborasi dengan PT RHB Sekuritas Indonesia menggelar IDX-RHB di Yogyakarta.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.