Jakarta - Warga yang dibantai di Dusun Lewonu, Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, di antaranya merupakan jemaat Gereja Bala Keselamatan.
Terkait peristiwa yang merenggut warganya tersebut, Pimpinan Gereja Bala Keselamatan di Indonesia yang berkantor pusat di Bandung, Jawa Barat, menyampaikan ungkapan duka atas tindakan kekerasan yang menghilangkan nyawa dan pembakaran Pos Pelayanan Gereja Bala Keselamatan serta rumah warga.
Dikutip dari laman lembaga gereja tersebut, pihak Gereja Bala Keselamatan menyampaikan pernyataan resmi lewat rilis pers, bahwa peristiwa tersebut merupakan perbuatan yang tidak berperikemanusiaan dan mengecamnya dengan keras.
Pihak gereja menyatakan duka dan simpati yang mendalam terhadap korban yang meninggal dan keluarganya, serta seluruh jemaat yang terdampak.
Mendoakan keluarga yang berduka, bahwa Allah Roh Kudus memberikan penghiburan bagi keluarga yang berdukacita. Bahwa tindakan kekerasan, dengan alasan dan cara apa pun, merupakan tindakan pelanggaran hukum dan hak asasi manusia.
Mari sebarkan berita pengharapan dan galang kesatuan dalam doa untuk saling menguatkan
Gereja tersebut meminta dengan sangat pemerintah dan kepolisian terkait untuk terus meningkatkan langkah antisipatif terhadap gerakan kejahatan dan sadis yang masih ada sampai saat ini, agar peristiwa yang terjadi di Dusun Lewonu, Desa Lembantongoa tidak terulang kembali di kemudian hari.
Baca juga:
- Ini Pelaku Pembunuhan Sadis di Sigi
- Pengamat: Tindak Pembantaian 4 Warga Sigi dengan UU Terorisme
- Tragedi Sigi: 4 Tewas Dipenggal, 7 Rumah dan Gereja Dibakar
"Mengharapkan Pemerintah dan Kepolisian Kabupaten Sigi dapat segera mengungkap pelaku serangan brutal ini, memberi tindakan yang sesuai dan mengusut serta membasmi jaringan-jaringan kejahatan ini," demikian bagian rilis tersebut.
Pimpinan gereja tersebut meminta warganya tidak menyebarkan informasi dan gambar yang tidak benar dan tidak layak disebarkan berkaitan dengan peristiwa ini melalui media apa saja, agar tidak meresahkan kehidupan sosial kemasyarakatan.
"Mari sebarkan berita pengharapan dan galang kesatuan dalam doa untuk saling menguatkan. Kami mengajak agar dalam ibadah Minggu, 29 November 2020 dilaksanakan doa khusus di masing-masing tempat (rumah dan gereja sesua protokol kesehatan) dengan hening tiga menit untuk mendoakan keluarga dan jemaat yang berduka dan meminta Damai Sejahtera Allah dinyatakan di bumi ini," demikian dalam rilis 28 November 2020 itu.
Pihak gereja kemudian mengajak lembaga gereja dan lembaga keagamaan lainnya beserta seluruh masyarakat untuk selalu siaga, serta membangun jejaring keamanan dan koordinasi antar lembaga agar dapat bersama-sama mencegah aksi-aksi kejahatan serupa.[]