Sigi - Pembunuhan satu keluarga di Desa Lemba Tongoa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng), diduga dilakukan oleh kelompok teroris. Para pelaku diduga membawa senjata api (senpi) untuk melancarkan aksi tersebut.
"Pelaku kurang lebih 10 OTK (orang tidak dikenal), 3 orang bawa senpi, satu laras panjang, dan satu senpi genggam," kata Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Awi Setiyono, melalui keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu, 28 November 2020.
Saksi setelah diperlihatkan DPO (daftar pencarian orang) teroris MIT, meyakini bahwa identitas tiga OTK tersebut adalah teroris Ali Ahmad atau Ali Kalora dan kawan-kawan,
Peristiwa itu terjadi di Dusun 5 Lewonu Desa Lemba Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulteng, sekitar pukul 10.30 WITA, pada Jumat, 27 November 2020. Polres Sigi dan tim inavis Polda Sulteng telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Petugas juga telah memeriksa lima warga yang diduga mengetahui kejadian tersebut. Para pelaku diduga merupakan kelompok Mujahidin Islam Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora.
"Saksi setelah diperlihatkan DPO (daftar pencarian orang) teroris MIT, meyakini bahwa identitas tiga OTK tersebut adalah teroris Ali Ahmad atau Ali Kalora dan kawan-kawan," ucap Awi.
Petugas telah diterjunkan ke lokasi tempat kejadian. Ini dilakukan agar peristiwa itu tidak terulang kembali. "Saat Ini sudah ada backup kurang lebih 100 orang pasukan dari Satgas Tinombala, Brimob Polda Sulteng, dan TNI untuk melalukan pengejaran terhadap pok Ali Kalora tersebut," tegas dia.
Sebelumnya diberitakan empat warga Desa Lemban Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah menjadi korban pembunuhan orang tak dikenal (OTK) pada Jumat, 27 November 2020.
Kapolres Sigi AKBP AKBP Yoga Priyahutama mengatakan bahwa informasi yang beredar terkait peristiwa pembunuhan yang menelan korban satu keluarga adalah keliru. Sebab, menurut informasi yang dia peroleh di TKP, empat korban yang ditemukan tewas dibunuh itu bukan merupakan satu keluarga.
"Jumlah korban empat orang, bukan satu keluarga mas, tapi beda-beda," kata Yoga, Sabtu 28 November 2020 dikutip dari Insulteng.com.
Yoga juga mengatakan bahwa saat ini sejumlah warga di desa tersebut bersembunyi ke hutan dan belum ditemukan hingga saat ini. "Untuk sementara warga sekitar TKP masih pada ngungsi," tambah AKBP Yoga. []
Baca juga: