Pelayanan Lamban, RS Polman Sulbar Didemo Mahasiswa

Aliansi mahasiswa Polewali Mandar menggelar aksi demonstrasi di RS Polman. Ini tuntutannya
Aliansi mahasiswa Polman saat menggelar aksi didepan RS Polman. (Foto: Tagar/Eka Musriang)

Polman - Aliansi mahasiswa Polewali Mandar (Polman) menggelar aksi demonstrasi di Rumah Sakit (RS) Polman, mereka menilai RS tersebut lamban dalam melakukan pelayanan terhadap persalinan seorang ibu positif Covid-19 yang menyebabkan bayi ibu tersebut meninggal.

Dalam aksinya, aliansi mahasiswa Polman menuntut, Pelaksana Tugas (Plt) RS Polman segera dicopot dari jabatannya karena diduga tidak menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagaimana mestinya.

Kami akan turun dengan massa aksi yang lebih banyak lagi.

"Kami meminta Plt RS Polman dicopot, RS Polman harus bertanggung jawab atas meninggalnya bayi salah satu warga, membuka secara rinci anggaran Covid-19 yang masuk ke RS Polman dan berikan sanksi kepada dokter yang menolak pasien untuk ditangani,"kata Jendral lapangan, Ridwan, kepada Tagar, Kamis 2 Juli 2020.

Dia mengungkapkan, jika tuntutan mereka tidak diindahkan, massa akan kembali melakukan aksi demonstrasi dengan tuntutan yang sama.

"Kami akan turun dengan massa aksi yang lebih banyak lagi,"katanya.

Sementara itu, pihak RS Polman menceritakan bahwa pasien yang ingin melahirkan tersebut salah satu pasien positif Covid-19 di Sulbar setelah melakukan pemeriksaan swab tenggorokan.

"Jadi, karena kami tidak memiliki fasilitas untuk menangani proses persalinan pasien Covid-19, maka kami rujuk ibu tersebut ke RS Regional Sulbar,"kata salah satu dokter di RS Polman.

Sesampainya di RS Regional Sulbar, kata dokter RS Polman tersebut, pasien kembali di pulangkan ke Polman atas keinginannya sendiri.

"Naas, bayi yang dikandungnya meninggal karena penanganan yang lambat didapatkan,"katanya.

Setelah menggelar aksi di depan RS Polman, massa aksi menuju ke kantor Bupati Polman. Sesampainya disana massa aksi disambut oleh Bupati Polman, Andi Ibrahim Masdar, yang juga pemilik RS Polman. Dia mengatakan, peristiwa tersebut bukanlah kesalahan dokter RS Polman.

"Itu semua adalah peristiwa yang tidak terduga dan tidak kita inginkan. Kami sebagai pemilik RS Polman memang tidak memiliki persiapan akan peristiwa seperti ini,"kata Andi Ibrahim Masdar.

Didepan massa aksi, Andi Ibrahim mengaku, pihaknya bersalah dan meminta maaf dan berjanji akan membangun ruangan khusus untuk penanganan pasien positif Covid-19 untuk mengantisipasi peristiwa yang tidak diinginkan kembali terjadi.

Meskipun aksi tersebut sempat diwarnai kericuhan antara pihak keamanan dengan massa aksi, namun massa aksi akhirnya bubar dengan tertib setelah tuntutan mereka diterima oleh pihak RS Polman. []

Berita terkait
Ada Demonstrasi Menolak TKA China di Bandara Haluoleo
Lalu lintas menuju Bandara Haluoleo, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terganggu dengan adanya demontrasi menolak kedatangan 500 TKA China.
DPR Imbau Aspirasi Buruh Salurkan Tanpa Demonstrasi
Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin meminta agar aksi demonstrasi oleh buruh KSPI dan MPBI tidak dilakukan, sebab ada pandemi virus corona (Covid-19).
FPI dan PA 212 Siap Demonstrasi Kutuk Radikal India
FPI, PA 212, dan GNPF-Ulama siap menggelar aksi demonstrasi mengutuk pemerintahan India. Musababnya ada umat Islam yang jadi korban pertikaian.
0
Serangan ke Suharso Monoarfa Upaya Politik Lemahkan PPP
Ahmad Rijal Ilyas menyebut munculnya serangan yang ditujukan kepada Suharso Manoarfa merupakan upaya politik untuk melemahkan PPP.