Gowa - Kasus perundungan atau aksi Bullying terhadap murid kembali terjadi di Sulsel. Kali ini menimpa salah seorang murid berinisial AB, 16 tahun, pelajar SMK Negeri 2 Sungguminasa, Kabupaten Gowa, ia dikeroyok oleh sekelompok preman saat sementara belajar di sekolah.
Aksi penganiayaan yang menyebabkan pelajar ini babak belur terjadi pada Jumat, 21 Februari 2020, kemarin. Atas peristiwa tersebut, murid asal Kabupaten Takalar ini mengalami luka cukup serius, dan terpaksa mendapatkan perawatan medis di RSUD Syekh Yusuf Gowa.
Mereka ini masuk keruangan kelas 10 jurusan teknik komputer jaringan B dan menarik korban lalu memukulinya beramai-ramai.
Paman AB, Ali Padjarang menceritakan, korban ini sementara berada di sekolah dan mengikuti proses belajar mengajar dalam kelas, dan tiba-tiba datang sekelompok preman dan langsung menarik keluar kelas dan menganiayanya.
"Sekitar lima orang langsung masuk ke sekolah dan mengaku sebagai petugas kepolisian. Dan mereka ini masuk keruangan kelas 10 jurusan teknik komputer jaringan B dan menarik korban lalu memukulinya beramai-ramai. Sangat jahat. Murid tersebut diinjak, dipukuli lagi sampai tidak bisa berdiri," kata Ali kepada Tagar, Sabtu 22 Februari 2020.
Pada saat kejadian, lanjut Ali, guru yang tengah mengajar sempat menegur para pelaku dan menanyai alasan masuk kelas. Tapi, preman ini langsung membentak guru tersebut, meminta guru itu agar tidak ikut campur. Sehingga, guru ini hanya menyaksikan anak didiknya dikeroyok preman itu.
"Hanya dilihat-lihati oleh gurunya. Harusnya ini guru berusaha melerainya atau dia melindungi muridnya, karena ini juga tanggungjawabnya," kesalnya.
Tak sampai disitu, kata Ali, ternyata preman ini tak puas memukuli korban. Mereka kemudian, menyeret korban hingga keluar area sekolah. Kemudian, korban diangkat lalu dimasukkan ke dalam bagasi mobil lalu dibawa pergi.
Tapi belakangan, para pelaku ini menyadari jika ia salah sasaran. Korban ini bukanlah targetnya, sehingga preman ini langsung membawa korban ke ruang IGD RSUD Syekh Yusuf Gowa untuk diberikan perawatan. Setelah itu, preman ini kemudian meninggalkan korban lalu kabur.
"Pelaku sendiri yang bawa ke rumah sakit. Karena mereka sadari jika korban ini bukanlah targetnya atau salah sasaran," tambahnya.
Ali sangat menyanyangkan sikap dari sekolah dan seakan tidak melindungi anak didiknya. Dalam kejadian ini, sehingga Ali merasa jika sekolah bukanlah tempat yang aman. Aksi kekerasan yang dilakukan sekelompok orang bak preman ini, tentu saja mencoreng wajah pendidikan di Kabupaten Gowa.
"Sekolah tidak aman bagi murid. Peristiwa ini siapa harus disalahkan? Dan siapa yang harus bertanggung jawab?," Tanya Ali.
Sementara itu, Kasubag Humas Polres Gowa, AKP M Tambunan mengatakan bahwa pihaknya sudah menerima laporan dari korban. Polres Gowa saat ini sementara mendalami kasus ini dengan melakukan penyelidikan untuk segera mengungkap dan menangkap para pelaku.
"Polres Gowa akan melakukan penyelidikan atas kasus tersebut," singkat Tambunan. []