Sibolga - Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) yang baru, Edhy Prabowo diminta memberikan solusi atas permasalahan ikan di Kota Sibolga, Sumatera Utara.
Para pedagang kaki lima di lokasi Pasar Ikan Mina Nauli, Kota Sibolga, mengeluhkan produksi ikan nelayan yang terus menurun.
Salah seorang pedagang, Awar mengatakan, ikan hasil tangkapan nelayan lokal tidak lagi dapat diandalkan. Akibatnya, para pedagang mengharapkan pasokan ikan dari luar daerah.
Gimanalah coba, Sibolga Kota Ikan namanya, tapi ikannya pun sudah tak ada
"Ikan ini semua datangnya dari Aceh, ada yang dari Air Bangis. Harga ikan sudah pasti naik kan, tapi apa boleh buat, daripada tak ada yang dijual," kata Awar, Minggu 27 Oktober 2019.
Dia menyebut, minimnya produksi ikan nelayan di Kota Sibolga bukan tanpa alasan. Dia menduga kondisi ini disebabkan akibat kapal pukat trawl tidak lagi beroperasi.
"Gimanalah coba, Sibolga Kota Ikan namanya, tapi ikannya pun sudah tak ada, banyak kapal gak melaut lagi, terutama kapal PI (pengguna alat tangkap trawl). Kan sudah dilarang, malah banyak yang ditangkapi," ucapnya.
Sebagai pedagang ikan, Awar mengaku terkena imbas dari Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No 71 Tahun 2016.
"Keluhan nelayan kapal PI itu kan harusnya didengarkan juga. Kalau kepentingan semua kelompok nelayan terpenuhi, kan enak jadinya kita masyarakat ini," tuturnya.
Sementara itu, pedagang ikan lainnya, di Pusat Pasar Nauli Sibolga, Suwarni Tambunan juga menuturkan permasalahan yang tak jauh beda.
Suwarni mengatakan, umumnya pedagang di Pasar Nauli memperoleh ikan dari hasil tangkapan pukat trawl.
"Bisa dibilang, 90 persen lah penjual ikan di sini membeli dari kapal PI itu. Susah kami yang jual ikan ini sekarang, dijual mahal tak ada yang beli, sementara modalnya aja pun sudah berapa," ucapnya.[]
