Pasutri Difabel di Kediri Ajari Siswa Mengaji Online

Ditengah pandemi Covid-19, pasangan suami istri di Kota Kediri memanfaaatkan aplikasi video call untuk mengajar mengaji secara daring.
Munawaroh menerapkan mengaji online selama pandemi Covid-19. (Foto: Tagar/Fendhi Lesmana)

Kediri - Pandemi Covid-19 atau virus corona membuat sejumlah tempat pendidikan seperti sekolah, perguruan tinggi, dan bahkan taman pendidikan Alquran pun diliburkan. Meski demikian, tak menyurutkan bagi pasangan suami istri di Kota Kediri Nur Munawaroh dan M Arif Purwandi untuk tetap mengajar mengaji.

Munawaroh merupakan pengurus TPQ Musala Al Kayat lingkungan Tosaren, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri mengaku tak terganggu dengan keputusan meliburkan kegiatan belajar mengaji. Ia mengaku tetap mengajar mengaji dengan cara online atau daring dengan memanfaatkan video call pada aplikasi WhatsApp.

Setiap materi pelajaran butuh waktu 10 menit. Tetapi itu juga bergantung pada kemampuan siswa dalam menyerap materi yang disampaikan.

"Kita mengikuti intruksi pemerintah untuk meliburkan mereka. Para siswa bisa belajar tentang ilmu agama dari kami melalui sistem online video call," kata Munawaroh kepada Tagar, Jumat, 27 Maret 2020.

Ia mengatakan sistem daring sangat optimal, meski dalam satu panggilan video call hanya bisa menjangkau delapan siswa. Karena murid terdaftar begitu banyak, kata Munawaroh, maka pemberian materi pelajaran dilakukan secara bergiliran.

"Setiap materi pelajaran butuh waktu 10 menit. Tetapi itu juga bergantung pada kemampuan siswa dalam menyerap materi yang disampaikan," ujarnya.

Ia mengungkapkan TPQ Musala Al Kayat ada 89 siswa, terdiri dari usai 4 hingga 15 tahun. Meski bisa memanfaatkan aplikasi daring, tetapi ada kendala dihadapi dirinya yakni saat sinyal provider telekomunikasi bermasalah.

"Sering putus saat proses belajar mengajar berlangsung. Tepaksa harus diulang kembali agar siswanya paham betul tentang materi disampaikan," tuturnya.

Tak hanya masalah sinyal provider yang menjadi kendala, Munawaroh mengaku sering dikeluhkan oleh orang tua siswa karena kehabisan kuota data selama proses belajar mengaji secara daring.

"Pernah disambati (dikeluhkan) orang tua siswa yang mengaku kehabisan pulsa paket data dan baru bisa mengirim foto aktivitas anaknya saat mengaji keesokan hari," ucap dia.

Ia mengaku para siswa setiap bulanya dipungut biaya infaq hanya Rp 5 ribu. Nur Munawaroh melakoni profesi sebagai guru mengaji di musala selama 11 tahun. Dibalik kesibukkanya mengurus Musala, ia dibantu oleh suaminya M Arif Purwandi.

Munawaroh mengaku suaminya sering membantunya dalam memenuhi kebutuhan operasiaonal musalah. Terkadang, suami Munawaroh juga mengajarkan menggambar kepada muridnya.

"Selain belajar ilmu agama, suami saya terkadang juga mengajari cara menggambar kepada mereka," tuturnya.

Meski ia bersama suaminya memiliki keterbatasan fisik, namun Munawaroh menghendaki hidupnya bisa bermanfaat bagi orang banyak.

"Saya ingin bermanfaat bagi siapa pun," tuturnya. []

Berita terkait
Tanggul Jebol, Puluhan Warga di Kediri Dievakuasi
Akibat tanggul sungai di Desa Maron, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri jebol membuat permukiman warga kebanjiran dan harus dievakuasi BPBD.
Warga Kediri Temukan Granat dan Ratusan Peluru
Penemuan granat dan ratusan peluru tersebut saat warga Desa Tiron, Kabupaten Kediri sedang membuat resapan Septic tank di depan rumahnya.
Waspada Penipuan Online Penjualan Masker di Kediri
Polresta Kediri telah membentuk tim untuk mengungkap penipuan penjualan masker secara online di media sosial.