Para Jenderal 13 Negara Belajar Budaya Yogyakarta

Sebanyak 19 delegasi militer dari 13 negara mengunjungi Yogyakarta dalam rangka belajar budaya. Salah satu yang dipelajari adalah Keistimewaan.
Delegasi militer negara sahabat mengunjungi Yogyakarta guna belajar budaya. (Foto: Tagar/Ratih Keswara)

Yogyakarta - Sebanyak 19 orang delegasi militer dari 13 negara sahabat mengunjungi Yogyakarta. Para calon peserta Program Pendidikan Reguler Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) tahun 2020 ini datang untuk mempelajari budaya Yogyakarta.

Kunjungan mereka di Yogyakarta dilakukan pada 12-14 Januari 2020. Pada Senin, 13 Januari 2020, para jenderal ini melakukan kunjungan ke Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk mengenal lebih jauh terkait Keistimewaan Yogyakarta.

"Para utusan dari negara-negara sahabat ini ialah calon peserta kegiatan kami. Mereka kami ajak untuk lebih mengenal Indonesia, termasuk dari sisi budayanya. Karena itu kami mengajak mereka mengunjungi Yogyakarta," ujar Pimpinan Rombongan, Brigader Jenderal TNI Agus Arif Fadila saat kunjungan ke Pemda DIY.

Dikatakan Agus, Yogyakarta dipilih sebagai lokasi pengenalan budaya karena menjadi satu-satunya daerah yang memiliki keistimewaan berbasis budaya di Indonesia. Sejarah Yogyakarta yang pernah menjadi ibu kota Indonesia di masa awal kemerdekaan Republik Indonesia, juga menjadi alasan kunjungan ini. "Bagi kami, Yogyakarta itu seperti jantungnya Republik Indonesia," katanya.

Menurut Agus, kunjungan ke Yogyakarta ini sekaligus memberi kesempatan bagi para calon peserta dalam mempraktikan kemampuan berbahasa Indonesia mereka. Sebelumnya, para calon peserta telah mengikuti kursus Bahasa Indonesia selama enam bulan.

Bagi kami, Yogyakarta itu seperti jantungnya Republik Indonesia.

Kunjungan ini diterima langsung oleh Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X. Paku Alam mengatakan, Yogyakarta tumbuh menjadi salah satu pusat pendidikan, pusat budaya dan destinasi pariwisata terkemuka di Indonesia. Selain itu, Yogyakarta juga dikenal sebagai kota cyber, kota toleransi, sekaligus kota unik yang memiliki dua wajah.

"Di satu sisi adalah simbol tua yang berbalutkan nilai-nilai tradisi leluhur kerajaan Jawa, di satu sisi lainnya merupakan wajah gemerlap modernitas," ujarnya.

Paku Alam mengatakan, budaya mewarnai seluruh lini kehidupan di Yogyakarta. Falsafah budaya Yogyakarta bahkan diperuntukkan memperindah dunia melalui keselarasan budaya, alam, dan kehidupan manusianya.

"Saya berharap anda sekalian dapat memetik manfaat dari kunjungan ke Yogyakarta ini. Selamat mengeksplorasi Yogyakarta, semoga keindahan panorama, keluhuran budaya dan keramahan warganya dapat menjadi inspirasi," ungkapnya. []

Baca Juga:

Berita terkait
Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta
Yogyakarta ditetapkan sebagai daerah istimewa melalui UU, Yogyakarta bukan provinsi sehingga gubernur tidak dipilih tapi sultan diangkat oleh DPRD
Dana Keistimewaan Yogyakarta Layak Jadi Percontohan
Danais untuk Yogyakarta dianggap sebagai permodelan yang tepat. Anggaran yang dikucurkan pusat ini berpeluang meningkatkan kesejahteraan rayat.
Dana Keistimewaan Yogyakarta Naik Rp 120 Miliar
Pemda DIY pada 2019 digelontor Dana Keistimewaan dari APBN Rp 1,32 triliun, naik Rp 120 miliar dibanding tahun sebelumnya.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.