Panggil Enam Orang Atas Kasus Suap Edhy Prabowo, Jubir KPK: Saksi

KPK kembali mendalami kasus suap perizinan ekspor benih lobster di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang melibatkan Edhy Prabowo.
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo (tengah) berjalan menuju mobil tahanan usai menjalani pemeriksaan terkait kasus dugaan korupsi ekspor benih lobster di Gedung KPK, Jakarta, Kamis, 26 November 2020 dini hari. (Foto: Antara/Aditya Pradana Putra)

Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali mendalami kasus suap perizinan ekspor benih lobster di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Saat ini, KPK memanggil enam orang saksi dalam penyidikan yang menjerat mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo (EP) dan rekan-rekannya dalam kasus suap tersebut.

Barang mewah yang dibeli menghabiskan dana sekitar Rp 750 juta. Diantaranya jam tangan Rolex, tas Tumi dan LV, dan baju Old Navy. Selain itu, Edhy juga diduga menerima 100 ribu dolar AS

"Keenamnya dipanggil sebagai saksi untuk tersangka EP," kata Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri, di Jakarta, Selasa, 9 Februari 2021.

Adapun yang dipanggil KPK, kata dia, Habrin Yake seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS), karyawan swasta Baary Elmirfak Hatmadja serta empat wiraswasta lainnya, yakni Sugianto, Bachtiar Tamin, Bong Lannysia, dan Dian Nudin.

Seperti diketahui, KPK menetapkan tujuh tersangka atas kasus suap di KKP. Mereka adalah, Edhy Prabowo (EP), Staf Khusus Edhy sekaligus Wakil Ketua Pelaksana Tim Uji Tuntas (Due Diligence) Safri (SAF), Staf Khusus Edhy sekaligus Ketua Pelaksana Tim Uji Tuntas (Due Diligence) Andreau Misanta Pribadi (AMP), Amiril Mukminin (AM) dari unsur swasta/sekretaris pribadi Edhy, pengurus PT Aero Citra Kargo (ACK) Siswadi (SWD), dan Ainul Faqih (AF) selaku staf istri Edhy.

Keenam orang itu ditetapkan sebagai tersangka penerima suap. Sementara, satu orang tersangka pemberi suap yaitu Direktur PT Dua Putera Perkasa Pratama (DPPP) Suharjito (SJT).

Tim Jaksa Penuntut Umum (JPU) KPK telah melimpahkan berkas perkara Suharjito ke Pengadilan Tipikor Jakarta.

Edhy diduga menerima suap dari perusahaan yang mendapat penetapan izin ekspor benur menggunakan perusahaan "forwarder" dan ditampung dalam satu rekening hingga mencapai Rp 9,8 miliar.

Uang yang masuk ke rekening PT ACK yang saat ini jadi penyedia jasa kargo satu-satunya untuk ekspor benur itu selanjutnya ditarik ke rekening pemegang PT ACK, yaitu Ahmad Bahtiar dan Amri senilai total Rp 9,8 miliar.

Selanjutnya pada 5 November 2020, Ahmad Bahtiar mentransfer uang tersebut ke rekening staf istri Edhy bernama Ainul sebesar Rp 3,4 miliar. Uang itu digunakan untuk keperluan Edhy dan istrinya Iis Rosita Dewi, Safri serta Andreau.

Edhy dan istrinya menggunakan uang itu untuk keperluan belanja barang mewah di Honolulu, AS pada 21 sampai 23 November 2020.

Barang mewah yang dibeli menghabiskan dana sekitar Rp 750 juta. Diantaranya jam tangan Rolex, tas Tumi dan LV, dan baju Old Navy. Selain itu, Edhy juga diduga menerima 100 ribu dolar AS dari Suharjito melalui Safri dan Amiril.[]

Berita terkait
Edhy Prabowo Korupsi, Iis Rosita Dewi Dilarang ke Luar Negeri
Iis Rosita Dewi dilarang bepergian ke luar negeri oleh KPK terkait kasus Edhy Prabowo dalam skandal benih lobster.
Gerindra Sebut Pengganti Edhy Prabowo Belum Dibahas Partai
Gerindra tegaskan tidak ada pembahasan soal pengganti Edhy Prabowo sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan setelah ditangkap KPK.
JK Bereaksi Dituding Cawalkot Makassar Sebagai Otak OTT Edhy
Jusuf Kalla beraksi setelah sebuah rekaman suara diduga Calon Wali Kota Makassar Danny Pomanto menuding sebagai otak di balik OTT Edhy Prabowo.
0
Kapolri: Sinergitas TNI-Polri Harga Mati Wujudkan Indonesia Emas 2045
Kapolri menekankan penguatan sinergitas TNI-Polri menjadi salah satu kunci utama dalam menyukseskan dan mewujudkan visi Indonesia Emas.