Pangdam Brawijaya Ingatkan Risma Tidak Perlu Drama

Pangdam V Brawijaya menegur Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini tidak banyak drama dan bekerja keras menangani Covid-19.
Wali Kota Suarabaya, Tri Rismaharini. (Foto: Instagram/@tri.rismaharini)

Surabaya - Panglima Kodam V Brawijaya, Mayor Jenderal TNI Widodo Iryansyah angkat bicara terkait penanganan Covid-19 di Jawa Timur. Ia menegur keras Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini serta beberapa kepala daerah di Jawa Timur.

Widodo meminta para kepala daerah menangani pandemi Covid-19 dengan serius dan tidak banyak drama. Sebab, menurutnya para kepala daerah kurang bersungguh-sungguh dalam mengambil tindakan hingga angka kasus semakin meningkat.

Saya minta untuk menyelesaikan masalah Covid-19 ini jangan cuma pakai data, fakta atau drama dan sebagainya.

"Saya minta untuk menyelesaikan masalah Covid-19 ini jangan cuma pakai data, fakta atau drama dan sebagainya. Mari kita real semuanya," ujar Widodo dalam rapat koordinasi PSBB di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin, 29 Juni 2020.

Baca juga: Keluh Risma Saat RSU Soetomo Tolak Bantuan APD

Dikatakan Widodo, seharusnya para kepala daerah berjalan seiring dalam mengatasi Covid-19. Ia melihat pemerintah daerah di wilayah Surabaya Raya tak punya aturan tegas dalam penanganan Covid-19 sehingga masyarakat banyak yang melanggar.

“Ketika terjadi pelanggaran hanya diperingatkan biasa dan kesalahan yang sama akan diulang kembali oleh masyarakat,” tuturnya.

Hal senada juga disampaikan Kapolda Jatim Irjen Mohammad Fadil Imran yang mengatakan bahwa kepala daerah agar dapat bekerja sama dan bergotong royong menyelesaikan masalah Covid-19 serta tak mengedepankan ego sektoral.

“Saya meminta kepala daerah mulai gubernur, bupati dan wali kota membuat pakta integritas agar bisa saling bersinergi menyelesaikan Covid-19 di Jatim,” ujarnya.

Sebelumnya, Tri Rismaharini tiba-tiba menangis dan bersujud di depan Ketua Tim Penyakit Infeksi Emerging dan Remerging (Pinere) Rumah Sakit Umum (RSU) dr Soetomo Surabaya, dr Soedarsono. Sujud Risma tersebut setelah dr Soedarsono menjelaskan kondisi RSU Dr Soetomo yang overload akibat warga yang tidak patuh protokol kesehatan.

"Mohon maaf pak, saya mohon maaf," ujar Risma, Senin, 29 Juni 2020.

Baca juga: Keluh dan Sujud Risma di Depan IDI Surabaya

Permohonan maaf Risma tersebut, karena dirinya melalui Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sudah berusaha untuk memberikan bantuan kepada rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Hanya saja, selama ini komunikasi yang coba dibangun Risma selalu ditolak.

"Kami tidak bisa masuk di sana (RSU Dr Soetomo). Kami enggak terima kalu bapak salahkan kami," ucapnya.

Wali kota perempuan pertama di Surabaya itu menegaskan dirinya tidak rela warga Surabaya meninggal begitu saja karena Covid-19.

"Tolonglah kami jangan disalahkan terus," ujar Risma. []

Berita terkait
Kerja Keras Risma Tekan Sebaran Covid-19 di Surabaya
Presiden Jokowi meminta kepada kepala daerah di Jawa Timur menaruh perhatian khusus untuk dapat mengendalikan penyebaran Covid-19 dalam 2 pekan.
Bisikan Risma Penentu Arah PDIP di Pilwali Surabaya
Ketua DPP PDIP Tri Rismaharini menjadi penentu usungan PDIP di Pilwali Surabaya karena kedekatannya dengan Megawati dan juga sebagai wali kota.
Ujian Risma Hadapi Bos Tempat Hiburan Masa Transisi
PW Muhammadiyah menilai tidak diperpanjangnya PSBB di Surabaya Raya membuat masyarakat Surabaya salah paham dan menganggap Covid-19 tidak ada.