PAN Sebut UU Ormas Belum Akhir Perjuangan

Wakil Sekretaris Jenderal PAN Saleh Partaonan Daulay yang menyebut pengesahan Perppu Ormas menjadi Undang-Undang belum menjadi akhir perjuangan.
Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay. (Foto: Nuranisa Hamdan Ningsih)

Jakarta, (Tagar 25/10/2017) - Partai Amanat Nasional (PAN) sepertinya belum menyerah dengan disahkannya Perppu Ormas menjadi undang-undang.

Hal ini terlihat dari pernyataan Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay yang menyebut pengesahan Perppu Ormas menjadi Undang-Undang belum menjadi akhir perjuangan.

"Ormas dan masyarakat luas yang merasa hak konstitusionalnya dirugikan dengan Undang-Undang tersebut masih bisa melakukan uji material ke Mahkamah Konstitusi," kata Saleh melalui pesan singkat di Jakarta, Rabu (25/10).

Saleh mengatakan semua tuntutan yang selama ini disuarakan dapat disampaikan dan diuji secara objektif di hadapan para hakim konstitusi di MK.

Perjuangan selanjutnya diserahkan kepada masyarakat, khususnya akademisi dan praktisi hukum tata negara. Melihat wacana dan pendapat terkait Perppu Ormas, sangat memungkinkan MK membatalkan Undang-Undang tersebut.

"Perjuangan secara politik telah maksimal dilakukan. Fraksi PAN di DPR misalnya, sejak awal telah menyampaikan argumentasi secara yuridis, filosofis dan sosiologis dalam rapat-rapat di Komisi II," tuturnya.

Namun, kenyataan politik berkata lain. Mayoritas fraksi di DPR ternyata lebih mendukung Perppu Ormas untuk menjadi Undang-Undang.

Paripurna DPR pada Selasa (24/10) menyepakati Perppu Ormas disahkan menjadi Undang-Undang melalui pengambilan suara terbanyak.

Dari 445 anggota DPR yang hadir, 314 anggota dari tujuh fraksi setuju Perppu Ormas disahkan menjadi Undang-Undang sedangkan 131 anggota dari tiga fraksi menolak. (Fet/Ant)

Berita terkait
0
Menkeu AS dan Deputi PM Kanada Bahas Inflasi dan Efek Perang di Ukraina
Yellen bertemu dengan Freeland dan janjikan kerja sama berbagai hal mulai dari sanksi terhadap Rusia hingga peningkatan produksi energi