Oleh: Ngasiman Djoyonegoro*
Pergantian Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) kemungkinan akan dilakukan Presiden Joko Widodo dalam waktu dekat. Pengangkatan Panglima TNI merupakan hak prerogatif Presiden. Tidak ada intervensi dari pihak mana pun.
Saya yakin Presiden akan melanjutkan tradisi rotasi lintas matra pada pergantian panglima TNI tahun 2021 ini.
Pengangkatan Panglima TNI perlu mempertimbangkan dua agenda strategis, karena ke depan terdapat dua agenda strategis pertahanan negara.
Sebagaimana diketahui, sejak Reformasi 1998, Panglima TNI dijabat dari tiga matra laut, darat, dan udara secara bergantian.
Berturut-turut sebagai berikut.
- Widodo Adi Sutjipto (TNI AL) 1999-2002
- Endriartono Sutarto (TNI AD) 2002-2006
- Djoko Suyanto (TNI AU) 2006-2007
- Djoko Santoso (TNI AD) 2007-2010
- Agus Suhartono (TNI AL) 2010-2013
- Moeldoko (TNI AD) 2013-2015
- Gatot Nurmantyo (TNI AD) 2015-2017
- Hadi Tjahjanto (TNI AU) 2017-sekarang
Analisa pribadi saya kalau melihat rutenya, peluang ada di TNI AL, kalau tradisi bergiliran, meskipun masih ada peluang untuk TNI AD. Kalau TNI AU kecil peluang karena sekarang Pak Marsekal Hadi Tjahjanto dari TNI AU.
Pengangkatan Panglima TNI perlu mempertimbangkan dua agenda strategis, karena ke depan terdapat dua agenda strategis pertahanan negara.
Pertama, pengamanan wilayah laut dan kepulauan dari pencaplokan oleh negara-negara lain. Potensi eskalasi konflik lintas negara di Laut China Selatan ke depan cukup tinggi. Dukungan penjagaan laut merupakan garda terdepan dalam menjaga kedaulatan, tentu upaya diplomasi tetap dijalankan. Di samping itu, kejahatan trans-nasional, seperti penyelundupan senjata juga terjadi di laut.
Kedua, visi Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia perlu dilanjutkan. Poros Maritim Dunia bertujuan menjadikan Indonesia sebagai negara maritim yang besar, kuat, dan makmur, melalui pengembalian identitas Indonesia sebagai bangsa maritim, pengamanan kepentingan dan keamanan maritim, memberdayakan potensi maritim untuk mewujudkan pemerataan ekonomi Indonesia.
Aspek pertahanan maritim merupakan aspek pokok dalam mewujudkan visi Poros Maritim Dunia.
Secara internal TNI juga memiliki banyak pekerjaan rumah (PR), terutama pada penguatan Minimum Essential Force (MEF) dan teknologi alutsista. Tapi yang lebih penting, seorang Panglima TNI adalah sosok yang memiliki chemistry dan sepemikiran dengan Presiden.
*Pengamat Intelijen, Direktur Eksekutif Center of Intelligence and Strategic Studies (CISS)
Baca juga: Pakar: Tanpa Mendahului Jokowi, KSAD Calon Terkuat Panglima TNI!