Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto menjelasakan tentang pertumbuhan ekonomi di kuartal IV telah memiliki gambaran dari sejumlah data yang menunjukkan penguatan kondisi ekonomi di Indonesia saat ini. Pemerintah sendiri optimis dengan memberikan target ekonomi kuartal IV yang dapat menyentuh 6 persen.
“Kalau mau tumbuh di angka 4 persen tahun ini, maka kuartal IV ini kita harus memacu 5,5 persen hingga 6 persen dan itu dimungkinkan dengan berbagai indikator," kata Airlangga Hartarto, dalam webinar Economic Outlook 2022 pada Senin, 22 November 2021.
Airlangga mengatakan bahwa target tersebut dapat tercapai mengingat beberapa indikator perekonomian yang mulai mencatatkan perkembangan positif.
Dan itu dimungkinkan karena beberapa indikator baik itu dari PMI dari IKK sudah positif dan sudah diperkirakan di tahun ini bisa 4 persen maka tahun depan bisa 5,2 persen.
Besaran target tersebut juga diharapkan dapat terealisasi pada periode Oktober hingga Desember agar pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai 4 persen di tahun 2021.
- Baca Juga: PPKM Luar Jawa-Bali Dilanjutkan Hingga 22 November 2021
- Baca Juga: Menko Perekonomian Ajak Calon Investor Berinvestasi di KEK
Beberapa indikator yang ia gunakan antara lain makro ekonomi yang mulai membaik dibandingkan kuartal III 2021 dan Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang berada di level 57,2 pada periode awal kuartal IV 2021 atau di bulan Oktober.
“PMI kita juga tertinggi dibandingkan dengan negara lain terutama dengan ASEAN, kita di atas Malaysia, Vietnam, Filipina dan Thaialnd," katanya.
Berikutnya, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) bertengger di level 113,4 pada bulan lalu dan inflasi bulanan pada bulan Oktober sebesar 0,12 persen, memberikan indikasi adanya peningkatan daya beli di masyarakat.
Neraca Perdagangan Indonesia juga kembali mencatatkan surplus pada Oktober 2021 sebesar 5,37 miliar US dolar. Surplus ini ditopang dengan surplus neraca non-migas yang mencapai 6,61 miliar US dolar. Namun, masih terdapat defisit neraca migas, yaitu sebesar 870 juta US dolar.
- Baca Juga: Menko Airlangga: 38 Proyek Strategis Nasional Digarap 2021
- Baca Juga: Ekonomi Mulai Bangkit, Bank BUMN Salurkan Kredit Rp 2.888 Triliun
“Dan itu dimungkinkan karena beberapa indikator baik itu dari PMI dari IKK sudah positif, dan sudah diperkirakan di tahun ini bisa 4 persen, maka tahun depan bisa 5,2 persen,” ucap Airlangga.
Kasus Covid-19 yang menurun juga menjadi salah satu indikator keyakinan dalam pemulihan ekonomi di kuartal IV 2021. Aktivitas perekonomian masyarakat kembali meningkat seiring turunnya angka penyebaran virus tersebut.
(Rana Maheswari Ummairah)