Ekonomi Mulai Bangkit, Bank BUMN Salurkan Kredit Rp 2.888 Triliun

Industri perbankan nasional terus membaik terlihat dari penyaluran kredit yang mencapai Rp 5.652,8 triliun per September 2021.
Ilustrasi - Industri perbankan nasional. (Foto: Tagar/Ist)

Jakarta - Industri perbankan nasional terus menggeliat dan sudah mulai bangkit pasca terdampak pandemi Covid-19. Hal ini terlihat dari penyaluran kredit yang mencapai Rp 5.652,8 triliun per September 2021, tumbuh 2,21 % dari periode sama tahun lalu Rp 5.530,5 triliun. 

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), penyaluran kredit sudah tumbuh sejak Juni 2021 secara tahunan. Sebelumnya, dalam lima bulan pertama tahun ini, jumlah penyaluran kredit industri bank umum turun, seperti terlihat dalam tabel berikut ini.

OJK menyampaikan pertumbuhan kredit sektor transportasi naik paling signifikan, 14,59 % secara tahunan per September 2021. Sektor berikutnya yang naik yakni pertanian 4,34 %, konstruksi 3,6 %, dan rumah tangga 3,77 % secara tahunan.

Bank berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) menyalurkan kredit mencapai Rp 2.888,9 triliun per September 2021 secara konsolidasi. 

Kredit tersebut melonjak 10,52 % dari periode sama tahun lalu Rp 2.614 triliun. Pertumbuhan kredit yang naik signifikan tersebut ditopang oleh penyaluran kredit PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang menggelontorkan Rp 1.021,6 triliun. 

Kredit tersebut tumbuh 16,93 % dari Rp 873,72 miliar. Pertumbuhan kredit bank pelat merah yang tinggi lainnya dicatatkan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Hingga sembilan bulan tahun ini kredit yang disalurkan Rp 1.026,4 triliun, naik 9,74 % dari Rp 935,34 triliun.

Di sisi lain, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menilai, penyaluran kredit perbankan yang sudah tumbuh dalam beberapa bulan terakhir menjadi sinyal pemulihan ekonomi secara bertahap. Meski begitu, makin membaiknya kredit ke depan masih terbatas. 

"Penyaluran kredit diproyeksikan tumbuh terbatas dalam beberapa bulan ke depan sejalan dengan aktivitas ekonomi yang mulai pulih," demikian paparan LPS dalam laporan bulanan indikator likuiditas yang dikutip Sabtu, 13 November 2021.

Pemulihan fungsi intermediasi perbankan ini diperkirakan terjadi secara gradual. Pertumbuhannya akan dipengaruhi laju pemulihan ekonomi dan keyakinan korporasi untuk melakukan investasi. 

LPS menilai perbankan masih perlu mengantisipasi risiko kredit meskipun relaksasi kredit masih diperpanjang sampai Maret 2023. Per September 2021, rasio kredit seret alias non-performing loan (NPL) di level 3,22 %, membaik dibandingkan NPL per Agustus 2021 yang ada di level 3,35 %. []

Berita terkait
China Alami Inflasi, Resahkan Ekonomi Global
Saat ini China sedang menghadapi inflasi dari berbagai krisis yang terjadi diawali dengan meningkatnya kasus Covid-19 hingga krisis ekonomi.
Bank Digital Dorong Pertumbuhan Ekonomi Syariah
Direktur Eksekutif KNEKS Ventje Rahardjo mengakan bahwa kehadiran Bank Digital akan mendorong pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia.
4 Rekomendasi Saham Luar Negeri Terbaik di Indonesia
Jangan sampai salah meilih saham luar negeri agar tidak merugi.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.