Jayapura - Juru Bicara Organisasi Papua Merdeka (OPM) Sebby Sambom mengatakan, pihaknya bertanggung jawab atas sejumlah penembakan yang terjadi sepekan terakhir di Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua.
Ya, jika ada kabar baku tembak dan anggota TNI tertembak maka Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB-OPM di bawah pimpinan Gen Goliath Tabuni dan Komandan Operasi Umum Mayjen Lekagak Telenggen bertanggung jawab.
Baik penembakan terhadap dua anggota TNI yang diperbantukan untuk Persiapan Pos Koramil di Distrik Hitadipa, serta tiga warga sipil yang bekerja sebagai tukang ojek di Distrik Sugapa.
"Ya, jika ada kabar baku tembak dan anggota TNI tertembak maka Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB-OPM di bawah pimpinan Gen Goliath Tabuni dan Komandan Operasi Umum Mayjen Lekagak Telenggen bertanggung jawab," kata Sebby dalam keterangan resminya yang diperoleh Tagar, Minggu 20 September 2020 siang.
Baca juga:
- Kembali, Anggota Satgas Apter Tewas Ditembak KSB di Papua
- TNI dan Warga Sipil Tewas Dibunuh KKSB Intan Jaya Papua
- KKB Tembak Pesawat saat Evakuasi Jenazah TNI di Papua
- Pembunuh Staf KPU dan 2 Warga Yahukimo Papua Diburu
Sebby mengatakan, aksi penembakan yang merenggut nyawa Pratu Dwi Akbar Utomo anggota Satgas Apter, dan anggota Babinsa bernama Serka Sahlan serta tukang ojek bernama Badawi 59 tahun, dikoordinir oleh Yondinus Kogeya Cs. Sementara, penanggung jawab aksi tak lain adalah Sabinus Waker selaku Komandan Kodap VIII TPN-OPM wilayah Intan Jaya.
Hal itu berdasarkan laporan dari Papua Intelligence Service (PIS), yang merupakan gerakan bawah tanah TPN-OPM kepada Manajemen Markas Pusat Komnas OPM.
"Penanggung jawab aksi di lapangan adalah Yondius Kogeya dan pasukannya. Penanggung jawab Komando Daerah Pertahanan TPNPB Intan Jaya adalah Sabinus Waker," ujar Sebby.
Dia mengatakan jika eskalasi dari OPM ke depan akan semakin meningkat, apabila pemerintah Indonesia mengirim secara berlebihan anggota TNI dan polisi ke wilayah Papua.
"Apabila itu terjadi, maka kebencian orang asli Papua terhadap pasukan TNI dan Polri akan mendalam di wilayah konflik perang," kata Sebby, seraya menjelaskan penyisiran terhadap rumah warga adalah penyebab utamanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kelompok Separatis Bersenjata (KSB) menembak seorang anggota Satgas Apter bernama Pratu Dwi Akbar Utomo dalam sebuah kontak tembak yang terjadi di Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, pada Sabtu siang, 19 September 2020.
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Letkol Arm Reza Nur Patria mengatakan, insiden tersebut berlangsung sekira pukul 13.20 WIT. Pratu Dwi Akbar Utomo dinyatakan meninggal dunia setelah mengalami luka tembak di bagian lengan kiri.
Kontak tembak berlangsung di Pos Koramil Persiapan Hitadipa, Kampung Hitadipa sekitar pukul 13.20 WIT. Satgas BKO Aparat teritorial (Apter) Koramil tiba-tiba mendapat serangan dari Kelompok Separatis Bersenjata.
"Satgas Apter yang bertugas di Papua bertujuan untuk menyiapkan Koramil dan Kodim baru dalam rangka membantu pemerintah daerah melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan, yang pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua," ujar Reza.
Sebelumnya, Kelompok Separatis Bersenjata juga membunuh secara sadis seorang anggota Babinsa dan seorang warga sipil di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Kamis 17 September 2020 lalu.
"Peristiwa itu berlangsung pukul 10.50 WIT. KSB membacok tukang ojek bernama Badawi, 49 tahun, hingga lengan kirinnya putus, di belakang SD YPPK Santo Mikhael Kampung Bilogai, Distrik Sugapa," kata Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III Kolonel Czi Gusti Nyoman Suriastawa.
Karena pendarahan hebat, korban meninggal dunia di lokasi kejadian.
Kemudian, siang harinya sekitar pukul 14.20 WIT, gerombolan KSB kembali berulah dengan menghadang Serka Sahlan yang sedang dalam perjalanan membawa logistik. Korban adalah anggota Babinsa Ramil Persiapan Hitadipa.
Serka Sahlan meninggal kena tembak. Korban kemudian dievakuasi ke Puskesmas Bilogai oleh rekan-rekan Babinsa Ramil Persiapan Hitadipa. Korban pun telah dimakamkan di kampung halamannya, Maros, Sulawesi Selatan, Sabtu 19 September 2020 siang.
Penembakan Serka Sahlan, hanya berselang tiga hari dengan aksi serupa terhadap dua tukang ojek yang hingga kini masih dirawat di RSUD Timika dan RSMM Timika. []