Untuk Indonesia

Opini: Yudo Dipastikan Panglima TNI, Jaksa Agung diganti

Diharapkan reshuffle akan memberikan energi baru bagi pemerintahan Jokowi-Amin untuk bangkit pasca pandemi covid-19.
Direktur Rumah Politik Indonesia. Fernando Emas.

Fernando EMaS*

Sudah hampir dapat dipastikan KASAL Yudo Margono menggantikan Hadi Tjahjanto sebagai Panglima TNI yang diperkirakan akan dilantik pada bulan Oktober 2021. 

Wakil Presiden Ma'ruf Amin pada sambutan pada dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Pondok Pesantren An-Nawawi Tanara, Banten tanpa sengaja menyebut Yudo Margono sebagai Panglima TNI yang dapat dimaknai sebagai bocoran calon panglima TNI. 

Sudah tentu komunikasi Presiden Jokowi dengan Wapres Ma'ruf Amin mengenai calon Panglima TNI sudah ada.

Hadi yang akan mengakhiri kariernya di TNI akan masuk dalam Kabinet Jokowi-Amin, Hadi berpotensi menggantikan Budi Karya Sumadi sebagai Menteri Perhubungan.

Yang menarik Jenderal Doni Monardo berpeluang menjabat sebagai Kepala Kantor Staf Presiden, karena beliau mampu cepat dan sigap mengendalikan situasi, terbukti ketika menjadi Ka.BNPB beberapa waktu lalu.

Moeldoko yang sebelumnya sebagai Kepala Kantor Staf Presiden akan diangkat menjadi Menteri Agraria dan Tata Ruang ini tentu karena Sofyan Jalil kinerjanya kurang dirasakan .

Sedangkan ST Burhanuddin akan dicopot sebagai Jaksa Agung karena menjadi beban soal penangganan pelanggaran HAM tragedi semanggi dan trisakti. Sebagai penggantinya Presiden Jokowi akan tetap pilih dari internal Kejaksaan untuk menjadi Jaksa Agung.

Juru Bicara Presiden yang akan ditinggalkan oleh Fajroel Rachman akan tetap diisi oleh kalangan aktivis 98. Nama yang beredar dikalangan aktivis 98 seperti Sayed Junaidi Rizaldi atau yang biasa disapa Pak Cik, Wahab Talaohu serta Eli Salomo yang sangat berpeluang menggantikan Fajroel.

Diharapkan reshuffle akan memberikan energi baru bagi pemerintahan Jokowi-Amin untuk bangkit pasca pandemi covid-19.


*Direktur Rumah Politik Indonesia

Baca Juga:

Berita terkait
Pengamat: Kenapa Aziz Syamsuddin Belum Dicopot Golkar?
Ditegaskan Fernando, masyarakat akan menilai bahwa Partai Golkar tidak berpihak pada pemberantasan korupsi.
Pengamat: Loyalis AHY Tidak Menghargai Pendiri Demokrat
Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando Emas menyayangkan pengerahan massa yang diduga dilakukan oleh Partai Demokrat kubu AHY.
Pengamat: Survei Partai Demokrat Melejit Berkat Moeldoko
irektur Rumah Politik Indonesia, Fernando Emas, menduga bahwa hasil survei Partai Demokrat selama ini yang akibat pengaruh Moeldoko.