OJK Siapkan Lima Kebijakan Strategis Sektor Keuangan

OJK menyiapkan lima kebijakan strategis yang diharapkan bisa mewujudkan ekosistem jasa keuangan berdaya saing dan berperan optimal.
Wimboh Santoso (Foto: Istimewa)

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyiapkan lima kebijakan strategis 2020 yang diharapkan bisa mewujudkan ekosistem jasa keuangan berdaya saing dan berperan optimal dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso pada Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2020 yang juga dihadiri Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Jakarta, Kamis, 16 Januari 2020.

Dalam keterangannya, Wimboh menjelaskan kelima kebijakan strategis OJK 2020 itu antara lain peningkatan skala ekonomi industri keuangan, mmpersempit regulatory & supervisory gap antarsektor jasa keuangan. "Kami juga terus mendorong digitalisasi produk dan layanan keuangan serta pemanfaatan teknologi dalam mendukung kepatuhan regulasi," ujarnya.

Stabilitas sektor jasa keuangan terjaga dengan baik

Adapun dua poin lain yang berusaha diwujudkan otoritas dalam mewujudkan ekosistem keuangan berdaya saing adalah percepatan penyediaan akses keuangan kepada masyarakat serta pemgembangan keuangan syariah.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Dewan Komisioner OJK juga menyampaikan bahwa sepanjang 2019 stabilitas sektor jasa keuangan terjaga dengan baik. Nada optimistis ini didukung tingkat permodalan dan likuditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga.

"Fungsi intermediasi lembaga jasa keuangan mengalami moderasi meski tetap sejalan dengan pertumbuhan ekonomi domestik. Kredit perbankan 2019 tumbuh di 6,08 persern seiring dengan lemahnya permintaan komoditas global," tutur Wimboh.

OJKOtotritas Jasa Keuangan (OJK). (Foto: Antara/Aditya Pradana Putra)

Sementara itu, pertumbuhan kredit perbankan didominasi oleh bank BUKU IV yang tumbuh 7,8 persen yoy, sedangkan BUKU III tumbuh 2,4 pesen yoy, BUKU II tumbuh 8,4 persen yoy, dan BUKU I tumbuh 6,4 persen yoy. Bank Buku IV adalah bank dengan modal inti > Rp 30 triliun, bank Buku III adalah bank dengan modal inti Rp 5 triliun - Rp 30 triliun, bank Buku II adalah bank dengan modal inti Rp 1 triliun - Rp 5 triliun, dan bank buku I adalah bank dengan modal inti < Rp 1 triliun.

Pertumbuhan kredit ini ditopang oleh sektor konstruksi tumbuh 14,6 persen yoy dan rumah tangga tumbuh 14,6 persen yoy. Sejalan dengan itu, kredit investasi meningkat 13,2 persen yang menunjukkan potensi pertumbuhan sektor riil kedepan.

Sektor perbankan akan tetap terjaga meskipun pertumbuhan kredit masih berhati-hati di tengah ruang likuiditas yang sempit

Pertumbuhan kredit ini diikuti dengan profil risiko kredit yang terjaga. Rasio Non-Performing Loan gross (kredit bermasalah) perbankan tercatat rendah yaitu sebesar 2,5 persen atau net 1,2 persen. Capital Adequacy Ratio perbankan (rasio kecukupan modal) mencapai 23,3 persen, likuiditas yang cukup dengan LDR (rasio antara total pinjaman dan total simpanan bank) 93,6 persen, net interest margin (margin bunga bersih) tercatat turun menjadi 4,9 persen dari 5,1 persen di tahun 2018 dan rata-rata suku bunga kredit turun dari 10,8 persen di akhir 2018 menjadi 10,5 persen di akhir 2019.

“Dari data ini kami optimistis stabilitas sektor perbankan ke depan akan tetap terjaga meski pertumbuhan kredit masih berhati-hati dengan ruang likuiditas yang menyempit namun risiko kredit terjaga dengan baik,” kata Wimboh.

Industri asuransi masih butuh perhatian serius

Sementara itu, industri asuransi mencatat penghimpunan dana yang positif di 2019. Premi asuransi komersial mencapai Rp 261,6 triliun atau tumbuh 6,1 persen yoy. “Kami menyadari industri asuransi membutuhkan perhatian lebih serius untuk memperbaiki governance, kehati-hatian dan kinerjanya. OJK telah mencanangkan reformasi industri keuangan non bank pada 2018 lalu yang mencakup perbaikan penerapan manajemen risiko, governance yang lebih baik dan laporan kinerja investasi kepada otoritas dan publik. OJK akan mengeluarkan pedoman manajemen risiko dan governance serta format laporannya,” jelasnya.

Selama 2019, OJK telah melakukan pembatasan penjualan reksa dana tertentu pada 37 manajer investasi serta memberikan sanksi kepada 3 akuntan publik. Aktivitas penghimpunan dana melalui penawaran umum di pasar modal pada 2019 mencapai Rp 166,8 triliun dan 60 emiten baru.

IHSG Dibuka MenguatSeorang pria mengamati layar elektronik pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (10/8/2018). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 25,25 poin atau 0,42 persen menjadi 6.090,50 seiring berkurangnya ketidakpastian sentimen politik di dalam negeri. (Foto: Ant/Dhemas Reviyanto)

Optimisme 2020

OJK memperkirakan pada 2020 masih akan diwarnai dengan downside risks (risiko keuangan) dari perlambatan ekonomi global dan gejolak geopolitik di sejumlah kawasan. Namun demikian, dengan selesainya beberapa proyek infrastruktur strategis dan konsistensi pemerintah menjalankan reformasi struktural, termasuk terobosan melalui hadirnya beberapa Omnibus Law. “OJK optimis perbaikan pertumbuhan ekonomi dan kinerja sektor jasa keuangan yang positif akan berlanjut di 2020,” kata Wimboh.

Kinerja intermediasi perbankan diperkirakan tumbuh di kisaran 11±1 persen, dengan tingkat risiko tetap terjaga rendah. Optimisme ini juga tercermin dalam Rencana Bisnis Bank tahun 2020, yang menargetkan ekspansi kredit sebesar 10 persen. Sedangkan di Industri Keuangan Non-Bank, sejalan upaya konsolidasi industrinya, diperkirakan akan tumbuh moderat.

Di pasar modal, tren dovish bank sentral dunia akan berlanjut dan likuiditas akan mengalir ke pasar domestik. Dovish adaah kecondongan bank sentral untuk menunda kenaikan suku bunga atau melakukan kebijakan moneter longgar. Untuk itu, dengan tren penurunan suku bunga pasar, total nilai emisi diperkirakan mencapai Rp 170 triliun - Rp 200 triliun dengan tambahan 70 emiten baru di tahun 2020.

Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan digelar sebagai forum untuk OJK menyampaikan kebijakan strategisnya langsung kepada para pemangku kepentingan di sektor jasa keuangan. Kehadiran Presiden RI merupakan dukungan kuat bagi OJK untuk menjalankan tugasnya membangun industri jasa keuangan yang stabil, kontributif dan inklusif.[]

Baca Juga:

Berita terkait
Kasus Jiwasraya, Pembentukan Dewas OJK Sudah Urgen?
Polemik keuangan yang melanda PT Asuransi Jiwasraya merupakan bukti lemahnya kontrol terhadap OJK dalam menjalankan fungsi pengawasan.
Janji OJK di Ulang Tahun ke-8
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah masuk usia delapan tahun. OJK berjanji akan berperan aktif meningkatkan literasi dan inklusi keuangan.
Jadi Komisioner OJK, Ini Janji Wamenkeu Suahasil
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara dilantik menjadi anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ex-officio.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.