Jakarta – Novak Djokovic, petenis Serbia peringkat pertama dunia, telah membeli saham pengendali di sebuah perusahaan biotek yang berusaha mengembangkan pengobatan untuk Covid-19.
Perusahaan Denmark bernama QuantBioRes dan telah mengkonfirmasi bahwa bintang tenis itu memperoleh 80% saham pada tahun 2020.
CEO QuantBioRes, Ivan Loncarevic, mengatakan kepada Kantor Berita Reuters pada hari Rabu, 19 Januari 2022, bahwa perusahaannya sedang mengerjakan pengobatan, bukan vaksin, dan bahwa mereka berharap untuk meluncurkan uji klinis di Inggris musim panas ini.
Djokovic baru-baru ini dideportasi dari Australia setelah mencoba masuk ke negara itu meski tidak memenuhi persyaratan masuk karena tidak divaksinasi Covid-19. Dia sekarang bisa dilarang masuk ke Australia selama tiga tahun.

Masih harus dilihat apakah petenis Serbia itu, yang kini kembali ke negara asalnya, akan diizinkan mempertahankan gelar Prancis Terbuka di turnamen slam berikutnya di kalender tenis. Saat ini Prancis mewajibkan semua atlet untuk divaksinasi Covid-19 agar dapat bersaing.
Kasus Djokovic telah memicu banyak kontroversi dan perdebatan di seluruh dunia, dengan banyak anti-vaxxers mengangkatnya sebagai simbol perang salib mereka.
Bagi yang lain, dia sama sekali tidak mengikuti seperangkat aturan yang dia tidak punya alasan untuk dikecualikan (marca.com). []
Novak Djokovic Tinggalkan Australia
Novak Djokovic Gagal Pertahankan Gelar di Australia Terbuka
Visa Novak Djokovic Dibatalkan Pemerintah Australia
PM Morrison Tentang Novak Djokovic Ditolak Masuk Australia