Tegal - Sejumlah wilayah di Tegal, Jawa Tengah menjadi langganan banjir. Nasibnya tak menentu lantaran belum ada upaya jitu yang bisa membebaskan wilayah itu dari sergapan air.
Salah satunya ada di Kelurahan Dampyak, Kecamatan Kramat. Terkini, air masih merendam wilayah itu meski telah tiga hari berlalu. Hujan deras dan limpasan air laut atau rob pada Sabtu, 25 Januari 2020, juga membuat sejumlah warga tetap memilih bertahan di pengungsian.
Kepala Markas Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Tegal Sunarto mengatakan, Kelurahan Dampyak masih terendam banjir dengan ketinggian sekitar 30 hingga 50 sentimeter. "Ada 10 KK yang masih mengungsi. Yang lain sudah kembali ke rumah masing-masing," ujar Sunarto, Senin, 27 Januari 2020.
Dikatakan, dapur umum sudah didirikan untuk memenuhi kebutuhan makanan warga yang terdampak banjir, termasuk warga yang masih mengungsi di Masjid Al Ikhlas. Relawan PMI juga tetap disiagakan.
"Berdasarkan pendataan kami, jumlah rumah yang terdampak banjir 265 rumah. Jumlah kepala keluarga (KK) yang terdampak 295 KK," imbuh Sunarto.
Ketua RW 07 Kelurahan Dampyak, Wasirun mengungkapkan, banjir di Kelurahan Dampyak mulai terjadi pada Sabtu malam, 25 Januari 2020 setelah turun hujan deras sejak sore hari.
Berdasarkan pendataan kami, jumlah rumah yang terdampak banjir 265 rumah. Jumlah kepala keluarga (KK) yang terdampak 295 KK.
Menurutnya, ratusan rumah yang teredam banjir berada di 6 RT di RW 7. Ketinggian air yang masuk ke rumah mencapai 70 sentimeter. "Banjir mulai full pukul 01.00 WIB setelah hujan reda. Di sini memang langganan banjir. Tidak musim hujan saja rob, apalagi kalau hujan, tambah tinggi banjirnya,” kata Wasirun di hari yang sama.
Wakil Bupati Tegal Sabilillah Ardie menyatakan pihaknya akan mengerahkan pompa air untuk mengatasi banjir yang masih terjadi di Kelurahan Dampyak. Meski upaya itu diakui baru sebatas mengurangi dampak banjit
"Alat pompa air pinjaman dari DLH, Perkimtaru maupun Damkar akan dikerahkan agar air cepat surut. Ini penanganan paling cepat," kata Ardie saat meninjau lokasi banjir, Senin, 27 Januari 2020.
Ardie mengatakan, banjir di Kelurahan Dampyak selalu terjadi setiap tahun. Penyebabnya karena luapan air sungai setelah turun hujan deras dan dan air rob dari laut.
Ia juga menyoroti penebangan pohon di kawasan hutan, perilaku membuang sampah di sungai dan pembangunan rumah di bantaran sungai sebagai penyebab banjir. "Jadi saya mengajak jangan membuang sampah sembarangan, mengikuti aturan penebangan pohon dan pembangunan rumah di bantar sungai," tutur dia.
Terkait solusi untuk mencegah kembali terjadinya banjir di Kelurahan Dampyak, Ardie mengatakan pemerintah akan mengupayakan langkah yang tepat bersama pihak-pihak terkait.
"Solusinya masih perlu kami formulasikan bersama. Yang terpenting adalah penanganan yang segera. Kemarin sudah pencegahan penyakit terkait banjir dan kebutuhan makanan darurat," ucap dia. []
Baca juga:
- Banjir Rendam Bawang Merah di Brebes dan Tegal
- Limbah Bau Busuk Dibuang Dekat Permukiman di Tegal
- Cuaca Ekstrem dan Muram di Kampung Nelayan Tegal