TAGAR,id, Jakarta - Nasi goreng memang salah satu hidangan Indonesia yang paling dikenal di mancanegara. Bahkan, kini menjadi menu favorit di maskapai Qatar Airways.
Maskapai Qatar Airways memilih nasi goreng Indonesia sebagai hidangan dalam menu Quisine di kelas ekonomi pada penerbangan menuju dan dari Indonesia.
Nasi goreng dan mi goreng jadi favorit.
"Kami memutuskan berdasarkan menu apa yang paling populer di Indonesia," kata Qatar Airways Culinary Development Manager, Decha Mingkwan, di Cengkareng, Rabu, 26 Februari 2020, seperti diberitakan Antara.
Kata dia, nasi goreng terbukti jadi makanan Indonesia terfavorit di maskapai tersebut.
"Nasi goreng dan mi goreng jadi favorit," kata dia.
Dia mengatakan tahun ini, ada empat macam nasi goreng yang dihidangkan sebagai menu sarapan di Qatar Airways. Pembedanya adalah lauk yang jadi sumber protein. Ada nasi goreng dengan sayur dan ayam, sayur dan udang, sayur dan daging sapi, serta sayur dan cumi.
Popularitas makanan juga menjadi pertimbangan dalam memperbarui menu. Decha menjelaskan menu di Qatar Airways diganti setiap tiga bulan sekali. Makanan yang populer di kalangan penumpang seperti mi goreng dan nasi goreng akan dimunculkan kembali.
Menu Quisine dibuat dari bahan baku segar karena berasal dari produsen lokal. Ketimbang memboyong makanan khas Arab saja, Qatar Airways menghadirkan menu-menu Nusantara karena koki dan bahannya tersedia di sini.
"Kalau kami bawa makanan Arab, bisa jadi bahannya tidak ada di sini, jadi kami pikir lebih baik membuat makanan yang terbaik dari kawasan setempat, membawa makanan Indonesia yang terbaik ke dunia."
Sebisa mungkin, makanan yang disajikan betul-betul punya cita rasa otentik, termasuk soal tingkat kepedasannya. Dia juga tidak mau kompromi soal rasa daripada membuat penumpang kecewa karena hidangan tidak otentik.
"Nasi ayam bumbu Bali kalau tidak pedas justru jadi hidangan lain. Kalau penumpang tidak suka pedas, kami punya pilihan lain." ujar dia.
Menurut Decha Mingkwan, mempertahankan konsistensi rasa menjadi tantangan terbesar baginya. Sehingga, dia menetapkan resep yang betul-betul detail untuk mempertahankan rasa makanan itu, meski dimasak oleh koki yang berbeda.
"Berapa sendok gula, berapa sendok kecap manis, kami ingin semua porsi rasanya konsisten." tutur Decha Mingkwan.
Bukan cuma soal rasa, dia juga harus menganalisis tren makanan agar bisa menyiapkan hidangan sesuai dengan keinginan penumpang. Kendati biasanya ada beberapa pilihan makanan di setiap penerbangan, persentasenya tidak selalu harus 50:50.
Dia akan menyiapkan porsi hidangan terbanyak sesuai popularitas makanan. Data bisa dilihat dari menu apa yang paling banyak disantap di penerbangan. Demografi penumpang juga turut mempengaruhi jenis makanan yang diinginkan.
"Kalau banyak yang suka daging sapi, kami siapkan 60 persen daging sapi, 30 persen daging ayam dan 10 persen mie. Kalau banyak yang protes karena makanan yang diinginkan habis, kita akan beradaptasi dan mengubah sesuai permintaan." kata Decha Mingkwan. []
Baca juga: