Jakarta - SKK Migas atau Satuan Kerja Khusus Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi mencatat kenaikan signifikan terhadap penerimaan negara. Tercatat, USD 14 Miliar atau setara Rp 203 triliun disetor ke kas negara. Ini jauh lebih tinggi 193 persen dari target USD 7,28 miliar pada 2021.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyampaikan realisasi penerimaan negara 2021 meningkat 61 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar USD 8,7 miliar.
"Kami memberikan apresiasi kepada semua pekerja hulu migas atas capaian ini. Meskipun tahun 2021 kita masih dibayang-bayangi suasana pandemi Covid-19, sektor ini tetap bisa memberikan kontribusi signifikan bagi negara," ujar Dwi dalam konferensi pers, Senin, 17 Januari 2022.
“Ini sesuai dengan ukuran pentingnya industri hulu migas nasional dan sumber penerimaan negara untuk mendukung pemulihan pandemi Covid-19,” ujarnya.
Tahun 2021 pendapatan hulu migas sebesar USD 31 miliar sekitar Rp 450 triliun dan dari pendapatan itu maka penerimaan negara sebesar USD 14 miliar dolar atau Rp 203 triliun.
Dwi pun turut mengatakan seluruh pemangku kepentingan perlu melakukan usaha bersama untuk menciptakan iklim investasi yang mendukung perusahaan target besar tersebut. diperlukan perbaikan fiskal untuk meningkatkan investasi migas ke depan dan mendukung program tersebut.
"Dampak positif dari peningkatan produksi migas nasional akan mengurangi current account deficit (CAD), menjaga ketahanan energi nasional, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kapasitas perusahaan nasional penunjang industri hulu migas," ujar Dwi.
- Baca Juga: Pemerintah Salurkan 15,1 Juta Kiloliter Solar Sepanjang 2022
- Baca Juga: Komitmen SKK Migas Pasok LNG Demi Kebutuhan Sektor Kelistrikan
Sementara itu, untuk tahun 2022 ini, Dwi menargetkan penerimaan negara dari industri hulu migas sebesar USD 10 miliar. “Kita berharap ini bisa tercapai di 2022,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Dwi menambahkan untuk keseluruhan pendapatan industri hulu migas di 2021 tercatat sebesar USD 31 miliar atau setara dengan Rp 450 triliun.
"Tahun 2021 pendapatan hulu migas sebesar USD 31 miliar, sekitar Rp 450 triliun, dan dari pendapatan itu maka penerimaan negara sebesar USD 14 miliar dolar atau Rp 203 triliun, melonjak 193 persen dari target," kata Dwi dalam konferensi pers virtual, Senin, 17 Januari 2022.
- Baca Juga: Wah! Pertamina Temukan Cadangan Minyak di Jambi
- Baca Juga: Temukan Minyak di Jambi, Eksplorasi Pertamina Membuahkan Hasil
Kebutuhan minyak dan gas bumi juga akan tetap signifikan meskipun saat ini dunia sedang bergerak menuju net zero emission atau nol emisi karbon. Bauran energi memang membuang porsi bauran energi migas yang setiap tahun seiring dengan perbandingan proporsi bauran energi baru.
Akan tetapi, meskipun kebutuhan migas secara proporsional turun, namun secara volume kebutuhan migas akan semakin membesar. Gas bumi juga akan memainkan peran strategi sebagai agen transisi energi.
(Putri Fatimah)