Gowa - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Gowa berharap penolakan pemakaman jenazah Covid-19 atau Virus Corona tidak lagi terulang. Hal ini diungkapkan Ketua MUI Gowa, Abu Bakar Paka setelah ada dua jenazah pasien Covid-19 di Sulawesi Selatan yang ditolak oleh warga sekitar perkuburan.
Terakhir, salah seorang jenazah Covid-19 yang akan dimakamkan di pemakaman Antang, Kabupaten Gowa dua hari lalu ditolak warga. Padahal lahan seluas 1,4 hektare disiapkan oleh Pemerintah Provinsi Sul-Sel sebagai perkuburan jenazah Covid-19.
Namanya Fardu kifayah. Kalau tidak terlaksana maka satu kampung bahkan satu negeri bisa berdosa.
Abu Bakar mengatakan, pemakaman jenazah hukumnya fardu kifayah atau sebuah aktivitas yang wajib dilakukan dalam pandangan Agama Islam.
Selain itu, pemerintah juga telah menerapkan protokol kesehatan dalam penguburan sesuai yang ditetapkan WHO. Mayatnya dibungkus plastik, lalu dimasukkan ke dalam peti.
"Namanya Fardu kifayah. Kalau tidak terlaksana maka satu kampung bahkan satu negeri bisa berdosa," kata Abu Bakar, Sabtu 4 April 2020.
Untuk itu, dia mengajak masyarakat bersama-sama memberikan dukungan dan tidak lagi menolak jenazah pasien Corona. Menurut dia, masyarakat tidak mesti khawatir berlebihan, lantaran pemakaman dilakukan sesuai standar dan ditangani oleh orang profesional.
"Jadi saya pikir itu kebijakan pemerintah dalam hal ini Pak Gubernur menunjuk lokasi harus didukung oleh seluruh masyarakat," bebernya. []