Muhaimin Iskandar, Blunder Sejarah menyulitkannya di Pilpres 2024

Blunder-blunder sejarah akan menyulitkan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin di Pilpres 2024, belum lagi fakta-fakta lain. Cak Imin diminta realistis.
Muhaimin Iskandar, Blunder Sejarah menyulitkannya di Pilpres 2024. (Foto: Tagar/Instagram Muhaimin Iskandar)

TAGAR.id, Jakarta - Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dinilai tidak realistis, memasang standar terlalu tinggi di Pilpres 2024. Mengincar kursi capres. 

Kalau itu dilakukan, Cak Imin hanya menjemput kekalahan. Di antaranya Cak Imin tidak mendapat suara penuh dari pemilih Nahdlatul Ulama (NU).

Di antara yang menilai Cak Imin tidak realistis adalah Yenny Wahid putri Gus Dur yang ditendang Cak Imin dari PKB. Yenny bilang Cak Imin elektabilitasnya rendah di survei, tidak perlu ngoyo nyapres.

Suara tidak penuh dari NU untuk Cak Imin karena rekam jejak menunjukkan Cak Imin telah membuat beberapa blunder sejarah

BACA JUGA PKB Sudah Sebar Poster Prabowo - Cak Imin, Sementara Gerindra Masih Dingin, Apa Benar


Kita tahu kubu sekarang yang berkuasa di NU itu lebih ke Gus Dur kan, yang jadi saingannya Cak Imin.


Blunder sejarah itu di antaranya Cak Imin menyingkirkan Gus Dur dan seluruh keluarga Gus Dur dari PKB. Tindakan Cak Imin yang belum dilupakan oleh Yenny Wahid putri Gus Dur hingga kini.

Cak Imin adalah keponakan Gus Dur atau Abdurrahman Wahid Presiden keempat RI. Ada yang menyebut Cak Imin keponakan yang durhaka. Mengingat Gus Dur adalah pendiri PKB atau Partai Kebangktian Bangsa.

Ditambah lagi sikap Cak Imin dan Ketua Umum PBNU Gus Yahya yang menunjukkan hubungan mereka sedang tidak baik-baik saja.

BACA JUGA Cak Imin Cari Cawapres untuk Dampingi Dirinya di Pilpres 2024

Blunder sejarah semacam itu tidak menguntungkan Cak Imin di kontestasi Pilpres 2024. Baik sebagai capres maupun katakan menjadi cawapres Prabowo.

Tidak ada jaminan pemilih dari Nahdlatul Ulama, terutama yang pro kepada keluarga Gus Dur, bakal memberikan suara untuk Cak Imin sebagai capres atau cawapres di Pilpres 2024.

Hal tersebut disampaikan Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan dalam diskusi Total Politik di bilangan Jakarta Selatan, Minggu, 3 Juli 2022.

Djayadi menyebut Cak Imin walau ia adalah Ketua Umum PKB, ia belum bisa mengikat para pemilih dari warga Nahdlatul Ulama (NU).

Katakanlah PKB mau mengusung kadernya sebagai capres, Djayadi menyarankan PKB sebaiknya mencari figur yang bisa mengikat semua pemilih dari NU.

"Cak Imin dianggap belum mampu mengikat itu. Buktinya elektabilitasnya sampai hari ini masih di bawah seperti kata Mbak Yenny," kata Djayadi.

Sebelumnya Yenny Wahid meminta Cak Imin realistis. Kalau elektabilitasnya rendah yang jangan ngotot mau capres.

Poster Cak Imin Presiden RI sudah tersebar di mana-mana. Terutama di desa-desa di wilayah Jawa Timur.

Djayadi mengatakan hasil survei menunjukkan elektabilitas Cak Imin sebagai capres masih minim. Padahal, masyarakat Indonesia yang mengaku sebagai anggota NU aktif dan nonaktif sampai 21 persen.

Sementara warga Indonesia yang terafiliasi dengan budaya NU ada sekitar 50 persen.

Bebeapa hasil survei menunjukkan elektabilitas Cak Imin masih tergolong rendah. Survei Indikator Politik tanggal 14 - 19 April 2022 menunjukkan elektabilitas Cak Imin hanya 0,5 persen.

Sementara hasil survei Charta Politika yang digelar 10 - 17 April 2022 menunjukkan elektabilitas Cak Imin sebesar 1,3 persen.

"Masalahnya adalah siapa sosok atau figur yang paling bisa paling banyak ambil ini? Sementara orang tahu Cak Imin dan Gus Yahya tidak harmonis," kata Djayadi.

"Kita tahu kubu sekarang yang berkuasa di NU itu lebih ke Gus Dur kan, yang jadi saingannya Cak Imin. Jadi isu itu yang buat perseteruan, kan Mbak Yenny terafiliasi Gus Dur dan Cak Imin sebaliknya. Itu jadi ramai lagi isunya," kata Djayadi pula.

Yenny Wahid beberapa waktu terakhir seperti mengingatkan luka masa lalu yang belum selesai. Yenny mengatakan Gus Dur dikeluarkan oleh Ketum PKB Cak Imin melalui Muktamar Ancol.

Sebelumnya, Cak Imin dan Prabowo Subianto Ketua Umum Gerindra sudah bertemu dan menyatakan sepakat bekerja sama menghadapi Pileg, Pilkada, dan Pilpres 2024.

Namun pernyataan tersebut belum resmi. Dan mereka juga belum menentukan siapa bakal jadi capres dan cawapres.

Kalau melihat jumlah kursi Gerindra dan PKB, juga elektabilitas Prabowo dan Cak Imin di survei, sudah pasti Prabowo bakal capres, dan mungkin Cak Imin jadi cawapresnya.

Tapi komposisi itu bukan jaminan memenangkan Pilpres 2024 karena seperti disampaikan Djayadi, Cak Imin bukan figur yang mampu menyatukan suara pemilih NU datang kepadanya. []

Berita terkait
Pertemuan Prabowo - Cak Imin Vs Pertemuan Prabowo - AHY, Persamaan dan Perbedaan
Prabowo Subianto membuat dua pertemuan dalam waktu berdekatan. Pertemuan dengan Cak Imin PKB dan pertemuan dengan AHY Demokrat. Apa perbedaannya.
Prabowo Subianto - Cak Imin, Dua Jam di Kertanegara Bahas Apa
Prabowo Subianto, setelah namanya tak masuk rekomendasi capres Nasdem, dapat kunjungan Cak Imin dan rombongan PKB. 2 jam di Kertanegara bahas apa.
Ingin Tunda Pemilu, Cak Imin Ngaku Buat Nolong Wapres Ma'ruf Amin
Cak Imin juga menegaskan, ia tidak ngotot penundaan pemilu, tapi cuma menyatakan usulan saja.
0
Muhaimin Iskandar, Blunder Sejarah menyulitkannya di Pilpres 2024
Blunder-blunder sejarah akan menyulitkan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin di Pilpres 2024, belum lagi fakta-fakta lain. Cak Imin diminta realistis.