TAGAR.id, Jakarta - Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando EMas, menilai kelompok buruh berpeluang menjadi penentu di pemilu legislatif dan pilpres 2024.
Menurut dia, jika merujuk pada hasil pencatatan Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah buruh dan pekerja di Indonesia lebih dari 30%.
"Namun dengan jumlah yang signifikan buruh, kalau berdasarkan pada beberapa pemilu dan pilpres buruh belum bisa mengambil bagian sebagai penentu pada pileg dan pilpres," kata Fernando, Jumat, 1 Juli 2022.
Ditegaskan dia, sangat menarik jika melihat buruh dan Indonesia serta pengaruhnya pada setiap pemilu legislatif (pileg) dan pemilihan presiden (pilpres) di Indonesia.
Karena kalau berdasarkan kuantitas jumlahnya cukup signifikan namun tidak memberikan pengaruh yang signifikan pada saat pileg dan pilpres," katanya.
"Bahkan ada yang mencoba membuat Partai Buruh tahun 2009 namun perolehan suaranya hanya 265.203 atau setara 0,25 persen7 dari 104.099.785 suara sah," sambungnya.
Dia menjelaskan, buruh di Indonesia berbeda dengan beberapa negara seperti Selandia Baru, Norwegia, Spanyol dan Korea Utara yang dikuasai oleh Partai Buruh.
Sebaiknya, saran Fernando, Andi Gani Nena Wea dan Said Iqbal sebagai tokoh buruh dan pekerja mengkonsolidasikan para buruh dan pekerja untuk bisa menjadikan kekuatan yang dapat menentukan kemenangan pasangan capres dan cawapres atau memenangkan partai politik.
"Saya melihat ketokohan Andi Gani dan Said Iqbal akan mampu mempersatukan para buruh dan pekerja dalam menentukan arah politiknya," katanya.
Kata dia, jika Andi Gani dan Said Iqbal mampu mengkonsolidasikan para buruh dan pekerja untuk menentukan pilihan politiknya maka akan mudah memperjuangkan kepentingan dan hak-haknya sebagai pekerja dan buruh.
"Apalagi akan mampu menempatkan salah satu dari tokoh buruh menempati posisi Menteri Tenaga Kerja," pungkasnya.[]
Baca Juga:
- Moeldoko Berpeluang Jadi Kuda Hitam Pada Pilpres 2024
- Akankah PKB dan Gerindra Berkoalisi di Pilpres 2024? Pengamat Bilang Begini