Jakarta - Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Muannas Alaidid nampak menimpali pendapat Wakil Sekretaris Jenderal Persaudaraan Alumni (PA) 212 Novel Bamukmin, yang menganggap TNI telah melukai hati rakyat karena sengaja mencopot baliho pentolan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab.
Muannas menekankan, Novel tidak sepatutnya berbicara membawa nama rakyat. Sebab, pemasangan baliho pentolan FPI pun dipandangnya telah menyalahi aturan dan memang harus ditertibkan.
Dzuriyat harusnya lebih mulia bukan bahlul.
"Bukan rakyat, tapi demi kelompoknya yang luka karena tidak paham aturan," kata Muannas di akun Twitter @muannas_alaidid dilihat Tagar Minggu, 22 November 2020.
Baca juga: Novel Bamukmin Pasang Badan ke Gus Nur, Muannas: Gantiin Dipenjara?
Ketua Umum Cyber Indonesia itu pun merasa heran kepada Novel yang seperti tidak tahu diuntung. Padahal, aparatur keamanan telah memberikan kelonggaran sedemikian mungkin, bahkan rela mengamankan perjalanan Rizieq dari Bandara Soetta hingga tiba dengan selamat di markasnya di Petamburan, Jakarta Pusat.
"Ini balasan mereka kepada TNI-Polri yang sudah mengamankan Imam Besar mereka dari bandara sampai rumah dengan selamat, malah TNI difitnah, dimaki, tuduh polisi dapat jatah dari Nikita Mirzani," tulis Muannas.
Baca juga: Muannas ke Fadli Zon: Anies Baswedan Melempem, Utang Jasa ke 212
Lantas ia pun meminta kepada orang yang kerap mengklaim diri sebagai zuriah (anak-cucu keturunan) untuk berlaku mulia, tidak bertindak bodoh.
"Dzuriyat harusnya lebih mulia bukan bahlul," kata Muannas untuk Novel.
Sebelumnya, Novel Bamukmin menilai tindakan TNI saat menurunkan baliho Habub Rizieq menjadi bentuk unjuk kekuatan terhadap rakyat sipil yang tak punya kekuatan apa-apa. Seharusnya, kata dia, TNI mengayomi rakyatnya, mengingat tugas pokok dan fungsinya (tupoksi) sebagai penjaga pertahanan negara.
"Sayang TNI telah menodai itu semua, melukai hati rakyat dan membuat resah dan gaduh, menjadi potret buruk bagi bangsa ini di mata dunia internasional. Betapa terkoyaknya persatuan antara rakyat dan TNI, sehingga menjadi sangat lemah pertahanan yang ada di negara kita di hadapan dunia," ucap Novel Bamukmin. []