Kediri - Perayaan hari raya Idul Adha, menjadi momen penyembelihan hewan kurban. Hanya saja, setiap momen Idul Adha selalu muncul kabar hewan kurban mengamuk jelang disembelih.
Dokter hewan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Kediri, drh Pujiono memberikan saran cara penyembelihan hewan kurban melalui teknik hipnotis. Ia mengatakan jika dibandingkan dengan teknik penyembelihan cara lain, teknik metode hipnotis lebih mudah dilakukan dan bisa membuat perasaan hewan terasa lebih nyaman sebelum dipotong.
Kalau pun kita sembelih biasanya, kambingnya senang. Darahnya stabil, karena saat dia dipotong terasa nyaman.
"Saya menyebutnya teknik hipnotis terhadap kambing, kalau pada sapi teknik merebahkan. Itu membuat kambingnya nyaman, terus ada frekuensi dan resonansi kita terhadap kambing sehingga merasa tidak disakiti," ujarnya kepada Tagar, Jumat, 31 Juli 2020.
Baca juga:
- Tiga Cara Cek Hewan Kurban Mati atau Belum
- Idul Adha di Samosir Berbaurnya Umat Berbeda Agama
- Bobby Nasution Berkurban 10 Ekor Sapi di Kota Medan
Dengan perasaan tenang dan nyaman, maka darah yang mengalir akan lebih stabil saat pemotongan berlangsung. Daging yang dihasilkan pun tidak berbau dan terasa enak dikonsumsi.
"Kalau pun kita sembelih biasanya, kambingnya senang. Darahnya stabil, karena saat dia dipotong terasa nyaman. Nanti aroma dagingnya kata orang jawa tidak lebus," kata Pujiono.
Pujian menjelaskan untuk tahapan metode hipnotis, pertama berdoa serta menyiapkan hati dan mental. Lalu pegang arah posisi tertentu, pegang dua kaki dengan kedua tangan diangkat lalu diturunkan dibantu kaki sebagai tumpuan.
Kemudian tangan kiri memegang dagu, tangan kanan pegang kaki agak ditarik. Lalu tutup matanya dengan daun telinga si kambing.
"Kuncinya bisa terhipnotis kalau matanya tertutup, dengan memakai daun telinga. Kalau tidak punya daun telinga ditutup pakai alat atau pakai jari," tuturnya.
Tidak kalah penting yakni membawa hewan kurban yang akan dipotong ke tempat sepi, terutama jauh dari kambing lain.
"Yang pertama tidak ada suara embek, semakin terdengar suara mengembek psikologisnya menjadi turun dan merasa tidak tenang," tuturnya.
Pujiono menambahkan dengan metode hipnotis tersebut, juga mendukung protokol kesehatan Covid-19 yang ditetapkan oleh pemerintah. Pasalnya, dengan metode tersebut tidak membutuhkan banyak orang.
"Teknik penyembelihan hewan kurban lebih aman. Orangnya yang terlibat semakin sedikit, terus yang kedua kambingnya semakin tenang. Kalau orangnya banyak kan dia juga tidak nyaman. Mungkin itu dalam kondisi Covid-19," ucapnya. []