Mereka yang Senang dengan Sistem Zonasi PPDB

Para pelajar berseragam putih biru berkerumun di halaman SMA Negeri 14 di Cililitan, Jakarta Timur untuk mendaftar sistem zonasi PPDB
Kepala sekolah SMAN 14 Jakarta Dumaria Simanjuntak dan Panitia PPDB Dahmad (Foto: Tagar/Santi Sitorus)

Jakarta - Para pelajar berseragam putih biru berkerumun di depan ruang pendaftaran di SMA Negeri 14 di Cililitan, Jakarta Timur. Di antara mereka tampak bicara dengan berbisik. Di tempat sama ada orang-orang pria dan wanita dewasa.

Mereka anak-anak yang sedang mengikuti proses pendaftaran murid baru dengan sistem zonasi. Para dewasa adalah orangtua yang mendampingi anaknya dalam kesempatan tersebut.

Seorang ibu berusia setengah abad memperkenalkan dirinya sebagai Ibu Siregar. Ia menemani putranya yang sedang mendaftar.

Ibu Siregar mengaku senang dengan sistem zonasi dalam pendaftaran murid baru 2019. Anaknya bisa sekolah dekat rumah, sekolah favorit pula.

"Kalau begitu, anak-anak akan lebih giat belajar," ujar Ibu Siregar kepada Tagar, Senin, 24 Juni 2019.

Ia berkaca pada pengalaman putri pertamanya. Tanpa sistem zonasi, putrinya mesti menempuh jarak yang jauh untuk ke sekolah.

"Anak saya tidak diterima di sini, karena nilai ebtanas murni (NEM)nya rendah sehingga dia harus sekolah di Tanjung Priok," ucap dia.

Ia ingat jarak jauh rumah ke sekolah membuat putrinya kelelahan. Jangankan untuk belajar, untuk istirahat saja tidak ada waktu cukup.

"Di tengah macetnya Jakarta, dia harus berangkat jam lima pagi dan sampai rumah itu Magrib. Kapan lagi dia belajar, sudah capek di jalan," kata dia.

Karena itulah, sistem zonasi adalah kabar menggembirakan baginya.

Sama dengan Ibu Siregar, orangtua calon peserta didik lain yang tak mau disebutkan identitasnya, sebut saja Lidia, menanggapi positif pemberlakuan sistem zonasi PPDB. 

Menurutnya, sistem zonasi menghilangkan perbedaan yang selama ini menjadi sekat antara calon peserta didik.

"Untuk pemerataan penyebaran jumlah peserta didik. Jadi, tidak ada istilah sekolah favorit, sekolah yang paling pintar. Sama semuanya, tidak dibeda-bedakan," katanya.

Di tengah macetnya Jakarta, dia harus berangkat jam lima pagi dan sampai rumah itu Magrib. Kapan lagi dia belajar, sudah capek di jalan.

Sistem zonasi juga menyenangkan bagi Gabriella, gadis remaja usia15 tahun. Ia kembali punya kepercayaan diri untuk menempuh pendidikan di sekolah yang menjadi favoritnya sejak dulu.

"Kebetulan saya pengen banget masuk SMAN 14 ini, karena sudah menjadi SMA favorit dibanding sekolah lain di sekitar sini," tuturnya. "Memiliki peluang besar untuk masuk universitas negeri."

Walau NEM-nya tergolong tidak tinggi, ia optimis dengan sistem zonas bisa masuk sekolah ini.

"Semoga saja nilai saya masuk di sini," katanya.

Josua Simatupang, calon peserta didik lain, dengan NEM pas-pasan juga menaruh harapan besar pada sistem zonasi.

"Kalau menurut zonasi seharusnya bisa, tapi tidak tahu juga berlaku atau tidak. Cuma saya berharap saja sih," ujarnya.

Utamakan Nilai

Kepala Sekolah SMAN 14 Dumaria Simanjuntak mengatakan meski sistem zonasi berlaku di DKI Jakarta, sekolahnya tetap punya kebijakan sendiri yakni memprioritaskan NEM calon peserta didik. Bukan faktor kedekatan tempat tinggal.

"Kami tetap memprioritaskan nilai, bukan masalah berdekatan rumah," kata dia.

Selain nilai, yang menjadi pertimbangan sekolah menerima calon peserta didik adalah latar belakang ekonomi yaitu calon peserta didik dari keluarga tidak mampu, anak panti asuhan, dan memiliki Kartu Jakarta Pintar (KJP). Serta calon peserta didik yang berkebutuhan khusus.

"Kalau yang dari keluarga tidak mampu, berkebutuhan khusus, serta anak-anak panti memang tidak dapat ditolak, karena itu sudah kewajiban menolong mereka," ujarnya.

Tanpa bermaksud menghilangkan kepercayaan calon peserta didik, ia mengingatkan calon peserta didik untuk rajin memeriksa laman pendaftaran Siap PPDB Online. Karena, ketika tidak diterima di pilihan pertama, calon peserta didik harus siap di pilihan kedua, kemudian ketiga. []

Baca juga:

Berita terkait
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.