Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, memastikan neraca pangan sampai dengan bulan Juni 2020 akan stabil. Menurutnya, pangan ini terdiri dari 11 komoditi yang disampaikan dalam kondisi yang aman dan dalam kendali pemerintah.
”Mudah-mudahan tidak ada aral melintang dari segi distribusi dan lain-lain yang bisa berakibat tentu saja dinamika lapangan bisa membuat harga tidak stabil di beberapa tempat,” kata Syahrul usai rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo, melalui video conference di Jakarta, Selasa, 5 Mei 2020.
Yang saya sampaikan tadi neraca pangan dasar kita yang 11 komoditi itu adalah neraca nasional.
Mentan mengatakan hal yang dia sampaikan sesuai data yang dimiliki Kementerian Pertanian, Menko Perekonomian, Presiden sampai dengan Gubernur hingga ke tingkat ke bawah berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS).
Baca juga: Gebrakan Jokowi Atasi Krisis Pangan Masa Pandemi
Menurutnya hal yang disampaikan oleh Presiden Jokowi terhadap defisit pangan di tujuh provinsi, contohnya beras, ada kesamaan data dengan Kementan, yakni data BPS.
”Yang saya sampaikan tadi neraca pangan dasar kita yang 11 komoditi itu adalah neraca nasional. Kalau dalam suatu negara ada provinsi yang defisit seperti yang disampaikan oleh Bapak Presiden yang harus dihati-hati atau mendapatkan perhatian khusus oleh semua pihak," ucap Syahrul.
Baca juga: Covid-19, Jokowi Tak Ingin Rakyat Kesulitan Pangan
Menurutnya, hal itu tidak lain adalah upaya mengingatkan seluruh masyarakat terhadap distribusi dan tidak ada lock transportasi dalam kondisi Covid-19 saat ini.
Untuk itu, dia menegaskan tidak akan berani membohongi Presiden Jokowi dan akan sangat hati-hati menyajikan data, apalagi untuk kepentingan publik.
”Kemudian tadi juga kepada kami diminta oleh Bapak Menko atas penegasan Bapak Presiden untuk mewaspadai kekeringan yang panjang dan warning FAO selain dengan Covid-19 ini. Oleh karena itu, agenda yang kami akan lakukan yaitu agenda pada existing terhadap lahan-lahan yang sudah harus masuk pada penanaman berikut atau musim tanam dua,” ujar dia.
Ia menjelaskan bahwa musim tanam kedua itu akan dimulai pada bulan Mei ini, sehingga yang sudah panen raya bulan Mei, segera dilakukan upaya penanaman. ”Kenapa kita mengejar, masih ada sisa-sisa air hujan yang ada atau sisa-sisa air tanah dari lahan yang ada,” tutur dia. []