Menguak Kejanggalan Data Penerima Bansos Covid Kota Semarang

Tagar menelusuri data penerima bansos Covid-19 Kota Semarang. Dari data Bappeda, ditemukan sejumlah kejanggalan.
Ilustrasi paket bansos untuk warga terdampak Covid-19. Ditemukan kejanggatan dalam data penerima bansos covid di Kota Semarang. (Foto: Tagar/Agus Joko Mulyono)

Semarang - Ditemukan kejanggalan data distribusi bantuan sosial (bansos) untuk warga Kota Semarang terdampak Covid-19. Selain sejumlah nama ASN dan anggota DPRD, beberapa nama lain diketahui menerima bantuan hingga ribuan paket.

Hasil penelusuran Tagar di website bappeda.semarangkota.go.id/distribusi/landing, terungkap ada 272 sumber bantuan. Data pemohon ada 1.087 by name by addres, sama dengan data penerima bansos. Distribusi bantuan dilakukan bertahap mulai Maret hingga November 2020, totalnya mencapai 48.473 paket.

Setelah dilakukan pengecekan lebih detail diketahui ada nama-nama ASN di lingkungan Pemkot Semarang tidak berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP). Di antaranya berinisial AP, menerima sebanyak 10 paket pada 4 April. Kemudian ASN berisinial AM, sebanyak 25 paket pada 15 Mei. 

Sementara di kalangan DPRD, website Bappeda juga menyebut sejumlah nama legislator turut menerima paket bansos. Seperti wakil rakyat berinisal DRHM, menerima 800 paket pada 28 Maret. Sedangkan Dewan inisial LP, menerima beberapa kali, hanya satu hingga dua paket. 

Lebih mencengangkan, ada dua nama yang kerap muncul di daftar penerima paket bansos, inisial JA dan SF. Keduanya dulu dikenal sebagai aktivis partai di era reformasi dan pernah mendaftar sebagai caleg namun gagal. 

Kami tidak pernah menerima sembako dari relawan (JA/SF) tersebut.

Dalam data website Bappeda tersebut, keduanya disebut menerima paket bansos hingga 13 kali dalam jumlah fantastis dengan alamat yang sama, Jalan Kanguru. Total ada 4.150 paket sembako yang diterima di bulan Juni, Juli, Agustus dan September 2020.

Berikut rinciannya: 

  1. 25 Juni 2020, JA menerima 500 paket, alamat Jalan Kanguru 1A Nomor 8 Semarang.
  2. 2 Juli 2020, JA menerima 300 paket, alamat Jalan Kanguru Semarang.
  3. 10 Juli 2020, JAd menerima 300 paket, alamat Jalan Kanguru IA.
  4. 16 Juli 2020, JA/SF menerima 300 paket, alamat Jalan Kanguru Gayamsari.
  5. 23 Juli 2020, JA/SF menerima 350 paket, alamat Jalan Kanguru II Semarang. 
  6. 30 Juli 2020, JA/SF menerima 400 paket, alamat Jalan Kanguru.
  7. 13 Agustus 2020, SF menerima 100 paket sembako, alamat Jalan Kanguru 1A No 8.
  8. 21 Agustus, JA/SF menerima 150 paket, alamat Jalan Kanguru II Semarang. 
  9. 21 Agustus, JA/SF menerima 150 paket, alamat Jalan Kanguru II Semarang. (duplikasi)
  10. 3 September 2020, JA/SF menerima 400 paket sembako, alamat Jalan Kanguru II Semarang. 
  11. 10 September 2020, SF menerima 400 paket sembako, alamat Jalan Kanguru 1A.
  12. 17 September 2020, SF menerima 400 paket sembako, alamat Jalan Kanguru 1A.
  13. 24 September 2020, JA menerima 400 paket sembako, alamat Jalan Kanguru 8 Gayamsari Semarang. 

data bansos covidData penerima bansos covid dari website Bappeda yang janggal. Ada satu nama yang menerima hingga ratusan paket, sedangkan alamatnya tak jelas. (Foto: Tagar/Agus Joko Mulyono)

Paket bansos yang diterima terdiri minyak goreng 1.633 liter, beras 10.000 kilogram, Indomie 15.500 bungkus, biskuit 3.600 pak, gula 2.517 kilogram dan kecap 1.350 bungkus.

Sayangnya, website Bappeda sudah tidak bisa diakses lagi per Selasa malam, 8 Desember 2020. Ketika dibuka tertulis pesan '404 Not Found'. 

Sementara saat ditelusuri alamat penerima di kawasan Jalan Kanguru, ternyata tidak ditemukan nama JA maupun SF. Dan alamat yang tercantum di website juga tidak jelas lokasinya.

"Di sini tidak ada alamat Jalan Kanguru 8. Adanya Jalan Kanguru 1-5," ucap seorang warga kawasan Jalan Kanguru, ST.  

Hanya saja, untuk alamat Jalan Kanguru 1 A Nomor 8, dibenarkan ST ada rumahnya. Persisnya berada di wilayah RT 3 RW 4, Kelurahan Gayamsari. 

"Kalau rumah tersebut milik seorang pejabat Pemkot Semarang, digunakan untuk relawan Pilkada. Pemilik rumah sering tinggal di rumah yang lain di wilayah Gombel,” jelas dia.  

ST mengakui sebagian warga di lingkungannya memang menerima pembagian sembako. “Tapi berasal dari pihak kecamatan. Kami tidak pernah menerima sembako dari relawan (JA/SF) tersebut,” imbuhnya.

Baca juga: 

Terpisah, Kepala Bappeda Kota Semarang Bunyamin menyatakan pihaknya tidak mengurusi masalah distribusi paket sembako dari Pemkot Semarang. 

"Bappeda hanya bantu sistem untuk memudahkan komunikasi pendistribusian, yang distribusi bukan Bappeda tapi Dinsos (Dinas Sosial)," akunya, Kamis, 10 Desember 2020.

Sedangkan Kepala Dinsos Kota Semarang Muthohar mengaku pihaknya tidak pernah memberikan paket bansos Covid-19 hingga ratusan paket per by name by addres.  Dia pun mengaku bingung ketika diklarifikasi terkait data yang tersaji di website Bappeda tersebut. 

"Terima kasih infonya, kami telusuri," ujarnya ketika Tagar mengirim screenshot kejanggalan data penerima bansos. []  

Berita terkait
Mensos Korupsi Bansos, Pengamat: Kemungkinan Ada Permainan Elite
Pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin menduga penangkapan Mensos Juliari adalah permainan elite partai.
Penjelasan KPK Soal Masalah Utama Polemik Bansos Covid-19
Dapat ribuan keluhan, KPK pastikan akan memantau bansos Covid-19.
Mensos Korupsi Bansos Covid-19, Janji Hukuman Mati dari Firli Dinanti
Firli Bahuri pernah menyebut akan memberi ancaman hukuman mati bagi pelaku korupsi anggaran penanganan pandemi Covid-19.