Menghitung Peluang Bamsoet dan Airlangga

Partai Golkar berdasarkan jadwal akan menyelenggarakan munas pada Desember 2019. Akan tetapi dipercepat pada 20 Oktober 2019.
Bambang Soesatyo resmi ditinjuk oleh Partai Golkar menjadi Ketua DPR yang baru. Penunjukan ini dilakukan di ruang Fraksi Golkar di DPR oleh Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. (Foto: Nuranisa)
Jakarta - Partai Golkar berdasarkan jadwal akan menyelenggarakan musyawarah nasional (munas) pada Desember 2019. Akan tetapi, munas itu dipercepat sebelum pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih Jokowi-Ma'ruf Amin pada 20 Oktober 2019.

Sejauh ini, baru ada dua nama yang masuk dalam bursa ketua umum Partai Golkar yaitu Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto sang petahana dan Wakil Koordinator Bidang Pratama Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) yang juga Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sang penantang.

Airlangga HartartoKetua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. (Foto: Ist)

Klaim Kantongi Suara

Masing-masing tim sukses Airlangga maupun Bamsoet saling klaim mengantongi suara dari Dewan Pengurus Daerah (DPD). Airlangga melalui Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi mengaku mengantongi 468 suara dari 557 pemegang hak pilih dalam Munas Partai Golkar.

Menurut Dedi, suara dukungan dari berbagai pengurus DPD di tingkat provinsi, kabupaten dan kota, dan organisasi masyarakat (ormas) sayap pendiri partai ini memiliki kekuatan hukum yang mengikat.

Saya pikir peluang Airlangga cukup besar mengingat posisinya di eksekutif sebagai menteri


"Dukungan ini didasarkan hasil rapat pleno di masing-masing DPD, ada tanda tangan basah dan stempel. Jadi ini memiliki kekuatan hukum yang mengikat," tutur Dedi di Bandung, Selasa 9 Juli 2019.

Bambang SoesatyoBambang Soesatyo. (Foto: Instagram/Bambang Soesatyo)

Sedangkan Bamsoet, melalui politikus senior Partai Golkar Yorrys Raweyai mengaku telah mengantongi 400 suara. Maka dari itu, kader Partai Golkar yang mendukung Bamsoet mendesak segera dilakukan Munas.

“Dukungan lebih dari 400. Golkar di dalam Munas berbicara suara, tingkat II 514, DPD I 34, DPP I, ormas pendukung 10, Dewan Pembina I. Ini jumlah suara sah di dalam Munas sesuai dengan AD dan ART," ucap Yorrys di Kawasan SCBD, Jakarta, Minggu 7 Juli 2019.

Menghitung Peluang

Entah intrik apa yang dilakukan Bamsoet yang baru berniat mendeklarasikan diri atau Airlangga yang jelas sudah mendeklarasikan diri untuk duduk di kursi ketua umum. Tapi yang jelas jika masing-masing klaim dapat dibuktikan dari hasil hitung-hitungan keduanya mendapat dukungan yang tidak sedikit. 

Bambang SoesatyoBambang Soesatyo resmi ditinjuk oleh Partai Golkar menjadi Ketua DPR yang baru. Penunjukan ini dilakukan di ruang Fraksi Golkar di DPR oleh Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. (Foto: Tagar/Nuranisa Hamdan)

Lantas, siapa yang paling berpeluang menjadi ketua umum Partai Golkar?

Peneliti dari Pusat Penelitian Politik (P2P) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wasisto Raharjo Jati menilai kendati Bamsoet mendapat dukungan, tak bisa dipungkiri peluang Airlangga lebih besar daripada dia. Peluang Airlangga, menurut dia 65 persen lebih besar dari peluang Bamsoet.

“Saya pikir peluang Airlangga cukup besar mengingat posisinya di eksekutif sebagai menteri. Hal itu yang memudahkan Golkar untuk kembali eksis di pemerintahan,” ucapnya kepada Tagar, Kamis, 12 Juli 2019.

Terlebih, kini menurut Wasisto, posisi Bamsoet tidak strategis seperti Pemilu 2014. Sehingga akan kecil untuk kembali dipilih.

“Mengingat jatah kursi DPR hampir pasti jatuh ke PDIP,” ujar dia.

Jadi, ketika Airlangga menjadi ketua umum kembali tapi tidak menjadi menteri lagi, Partai Golkar tetap bisa mengamankan kedudukan di kursi pemeritahan. 

Baca juga:

Berita terkait
0
Ini Alasan Mengapa Pemekaran Provinsi Papua Harus Dilakukan
Mantan Kapolri ini menyebut pemekaran wilayah sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.