Mengenal Stop Loss dalam Investasi Saham

Manfaat dari perintah stop loss adalah memungkinkan pengambilan keputusan bebas dari pengaruh apa pun.
Ilustrasi saham. (Foto: Tagar/Ist)

Jakarta - Stop loss order adalah perintah otomatis untuk membeli atau menjual saham tertentu setelah saham mencapai harga tertentu. Stop loss dirancang untuk membatasi kerugian investor. Misalnya, Anda menetapkan stop loss 10 persen di bawah harga saat membeli saham, artinya Anda membatasi kerugian Anda hingga 10 persen.

Pada contoh lain, Anda membeli Microsoft (MSFT) seharga 20 dollar AS per saham. Tepat setelah membeli saham, Anda memasukkan perintah stop loss seharga 18 dollar AS. Jika saham turun di bawah 18 dollar AS, maka saham Anda tetap akan terjual pada harga pasar yang berlaku.

Manfaat dari perintah stop loss adalah memungkinkan pengambilan keputusan bebas dari pengaruh apa pun. Adakalanya trader salah melakukan pendekatan dengan menunggu kesempatan lain sampai saham itu memberikan profit yang maksimal. Pada kenyataannya, penundaan ini hanya menyebabkan kerugian yang besar.

Strategi dapat berhasil jika Anda berpegang teguh pada strategi. Jadi, jika Anda adalah investor buy-and-hold, order stop-loss tidak akan membantu banyak.

Pada akhirnya, jika Anda ingin menjadi investor yang sukses, Anda harus yakin dengan strategi dan melaksanakannya. Keuntungan dari perintah stop-loss adalah alat ini dapat membantu Anda tetap pada jalur dan mencegah penilaian Anda terpengaruh oleh suatu hal seperti emosi.

Penting untuk menyadari bahwa stop loss order tidak menjamin Anda akan menghasilkan uang di pasar saham. Anda masih harus membuat keputusan investasi yang cerdas. Jika tidak, Anda akan kehilangan uang sebanyak saat Anda tidak menggunakan stop loss.

Dalam trading, terdapat 2 jenis stop loss menurut Tradeciety yang telah kami rangkum berikut ini.


1. Confluence stop

Confluence stop adalah jenis stop loss yang paling umum digunakan. Untuk pemberhentian pertemuan, pedagang menggunakan rata-rata pergerakan, tingkat support dan resistance, nilai tertinggi dan terendah sebelumnya, retracement Fibonacci, garis tren dan channel.


2. Stop Volalitas

Stop volatilitas sering digunakan oleh trader profesional, sedangkan trader retail sering tidak menyadari teknik ini.

Ini merupakan metodologi stop loss yang beradaptasi dengan perubahan kondisi pasar. Ketika volatilitas tinggi, pedagang menggunakan stop loss yang lebih besar untuk memperhitungkan naik turunnya pasar. Ketika volatilitas rendah, trader menggunakan stop loss yang lebih konservatif.

Stop loss dan profit saling berhubungan. Jadi, ketika menetapkan stop loss tinggi pada saat volatilitas tinggi, seorang trader juga harus memperluas targetnya untuk melawan efek dari pengurangan reward atau risk ratio dan untuk mengambil perubahan harga yang lebih besar.

Di sisi lain, ketika volatilitas rendah dan stop loss ditetapkan lebih dekat ke entry, keuntungan juga harus ditetapkan lebih dekat karena harga tidak akan bergerak terlalu jauh dan mungkin berbalik ke awal.

(Sekar Aqillah Indraswari)


Baca Juga







Berita terkait
Belajar Saham: Apa Itu Dividend dan Cara Mengatasinya
Investasi sangat penting untuk dilakukan setelah kamu sudah memiliki tabungan dan dana darurat yang cukup.
Ingin Cepat Cuan di Saham? Ini Tips Investasinya
Namun kamu harus mengetahui juga tips-tips investasi saham agar cepat mendapatkan keuntungan.
Yuk Kenali Delisting Saham dan Apa Dampak ke Investor?
Delisting merupakan hal yang sering digunakan dalam dunia investasi saham sebuah saham emiten atau perusahaan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).