Jakarta - Penyakit tidur atau Tripanosomiasis merupakan penyakit endemik Afrika. Penyakit ini sering ditemui di kawasan Afrika Tengah, seperti Republik Demokratik Kongo, Uganda, Kenya, dan Republik Afrika Tengah.
Penyebab
Penyakit tidur disebabkan parasit yang berasal dari gigitan Lalat Tsetse. Lalat jenis ini hanya dapat ditemukan di kawasan Sub Sahara, Afrika. Penyakit ini biasanya menyerang masyarakat yang berada di daerah pedesaan dan tempat tinggal yang memiliki lingkungan tidak bersih.
Ada dua jenis parasit yang menyebabkan penyakit ini, yaitu Trypanosoma brucei gambiense (T.b.g) dan Trypanosoma brucei rhodesiense (T.b.r). Dalam laporan organisasi kesehatan dunia WHO pada 2013, 98% kasus penyakit tidur disebabkan parasit T.b.g.
Gejala dan Penularan
Gejala penyakit tidur ditandai dengan demam, sakit kepala, gatal-gatal, dan nyeri sendi. Tanda-tanda ini biasanya timbul 2-3 minggu setelah digigit Lalat Tsetse.
Usai melewati fase pertama, penderita penyakit tidur memasuki tahap kedua yang ditandai kebingungan, koordinasi anggota tubuh yang lemah dan mati rasa, hingga kesulitan tidur.
Selain dari Lalat Tsetse, penyakit tidur dapat ditularkan dari manusia yang terinfeksi, seperti janin yang dikandung ibu yang terinfeksi, kontak dengan darah yang terinfeksi, hingga penularan melalui hubungan seksual.
Diagnosis
Mekanisme untuk mendiagnosa penyakit ini melalui pemeriksaan sampel cairan orang yang diduga mengidap penyakit tidur di laboratorium. Ada beberapa cairan yang dapat dijadikan sampel, seperti darah, cairan kelenjar getah bening, hingga sumsum tulang.
Identifikasi penyakit ini harus dilakukan sejak gejala awal mulai dirasakan sehingga paramedis dapat menentukan tindakan yang harus dilakukan. Jika gejala penyakit ini sudah sampai mencapai gerakan saraf, maka tindakan yang harus dilakukan jauh lebih sulit karena peneliti belum menemukan obat yang dapat menyembuhkan penyakit tidur.
Biasanya, tindakan pemulihan yang dilakukan untuk menyembuhkan penyakit ini adalah terapi. Setidaknya, pemantauan hasil terapi membutuhkan waktu dua tahun untuk memastikan perkembangan parasit di dalam tubuh penderita benar-benar berhenti.
Pencegahan
Meski belum ada vaksin yang dapat mencegah manusia terserang penyakit tidur, tapi ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah diri terjangkit penyakit ini, seperti memakai pakaian lengan panjang, menggunakan pakaian dengan warna yang tidak mencolok, hingga menghindari daerah tempat Lalat Tsetse berkembang biak.
Selain itu, pencegahan dapat dilakukan dengan membersihkan semak-semak tempat Lalat Tsetse berkembang biak. Beberapa negara yang pernah mengalami kasus pengidap penyakit tidur seperti Senegal melakukan pemusnahan Lalat Tsetse dengan cara menyinari seluruh lalat jantan dengan sinar gamma, sehingga lalat pejantan menjadi tidak bisa membuahi betina. []