Jakarta - Skoliosis salah satu penyakit yang belum ditemukan obat penawarnya. Meskipun perkembangan ilmu pengetahuan melahirkan banyak inovasi, termasuk di dunia kedokteran.
Selain Skoliosis, ada beberapa penyakit yang belum diketahui obatnya. Hanya menggunakan cara untuk mengurangi dampak penyakit. Bahkan, belum ada ada perawatan yang dapat dilakukan.
Berikut Tagar rangkum sembilan penyakit yang belum ditemukan obatnya.
1. Skoliosis
Skoliosis merupakan kelainan pada bentuk kerangka tulang belakang. Orang yang terkena penyakit ini dapat dilihat dari bentuk tulang yang melengkung. Sampai saat ini tidak diketahui apa penyebabnya.
Sejauh ini terdapat dua jenis skoliosis, yaitu skoliosis struktural dan skoliosis fungsional. Sejauh ini belum ada obat medis yang dapat digunakan untuk menyembuhkannya.
2. Poliomielitis
Poliomilelitis atau lebih sering disebut polio adalah penyakit yang disebabkan poliovirus yang mengakibatkan pengidapnya mengalami gangguan perkembangan.
Polio merupakan penyakit menular yang feces yang terkontaminasi poliovirus dan masuk ke dalam mulut orang lain.
Polio dapat menyerang otot, batang otak, hingga pertumbuhan organ lain, salah satunya kaki.
Sampai saat ini polio baru dapat dicegah melalui vaksin. Namun, hingga saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan.
3. Parkinson
Parkinson merupakan suatu penyakit yang menyebabkan pengidapnya tidak mampu mengendalikan sarafnya (degeneratif saraf).
Penyakit ini pertama kali oleh Dr. James Parkinson pada tahun 1817. Penyakit ini biasanya dapat diteksi dari tremor yang terjadi pada satu sisi badan, lalu diikuti dengan kesulitan bergerak, dan kekakuan otot.
Parkinson disebabkan oleh tubuh yang kekurangan dopamin. Namun beberapa kasus ada pula yang disebabkan tumor, stroke, hingga trauma.
Saat ini, levdopa disebut-sebut sebagai obat yang paling sering digunakan untuk menyembuhkan parkinson. Namun, obat ini memiliki efek samping sehingga penggunannya mulai dikurangi.
4. Herpes Simpleks
Herpes simpleks merupakan penyakit yang menyebabkan kulit, mulut, dan alat kelamin melepuh.
Penyakit ini disebabkan virus herpes simpleks. Tidak hanya melepuh, herpes simpleks menyebabkan otot di sekitar kulit yang terjangkit menjadi sakit.
Penyakit ini dapat menular melalui hubungan seksual. Cara yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit ini adalah dengan menggunakan kondom saat berhubungan seksual.
Saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhan penyakit ini.
5. Asma
Asma merupakan gangguan yang tejadi pada saluran pernafasan (bronkus) yang mengakibatkan pengidapnya mengalami kesulitan bernafas. Para peneliti menyimpulkan asma disebabkan faktor keturunan dan lingkungan.
Sampai saat ini, penyakit asma hanya dapat dicegah melalui membatasi aktivitas yang dapat memicu asma, seperti menghirup asap rokok, polusi, dan rambut binatang.
Asma baru dapat ditangani dengan pemberian salbutamol atau kortikosteroid dengan cara dihirup. Namun, penggunaan kortikosteroid dalam jangka panjang berisiko menyebabkan katarak.
6. Ebola
Penyakit yang disebabkan virus ebola ini mengakibatkan pendarahan dan penurunan fungsi liver dan ginjal.
Awalnya, ebola menjangkit masyarakat di negara-negara Afrika Barat seperti Senegal, Guyana, Liberia, hingga Nigeria.
Penyakit ini dapat menyebar melalui cairan tubuh dan ditandai dengan demam, lemas, nafsu makan menurun, nyeri otot, sakit tenggorokan, hingga muntah-muntah.
Risiko ebola dapat ditekan dengan pola hidup sehat dan membiasakan diri untuk mencuci tangan sebelum makan.
7. HIV/AIDS
Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) merupakan penyebab rusaknya kekebalan tubuh sehingga memudahkan masuknya penyakit.
Selain itu, HIV dan AIDS menyulitkan tubuh mampu pulih dari penyakit, bahkan dari penyakit ringan seperti batuk dan pilek.
HIV dan AIDS dapat menular dari hubungan seksual, transfusi darah, dan menular ke bayi dari ibu yang mengidap virus tersebut.
Belum ada obat yang dapat digunakan untuk menyembuhkan HIV dan AIDS. Adapun tindakan yang dilakukan adalah pemberian antiretroviral (ARV) untuk menghilangkan unsur yang dibutuhkan virus HIV/AIDS untuk menggandakan diri.
8. Parafilia
Parafilia merupakan salah satu gangguan yang membuat pengidapnya memiliki ketertarikan seksual terhadap benda-benda yang tidak wajar.
Penemu psikoanalisis, Sigmund Freud mengatakan parafilia muncul sebagai akibat dari fiksasi terhadap perkembangan seksual seseorang.
Belum ada pengobatan yang ampuh untuk menghentikan perilaku parafilia.
Saat ini, penanganan yang dapat dilakukan masih sebatas terapi dan pemberian Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRI) untuk menurunkan gairah seksual.
9. Gangguan Genetik
Hampir seluruh gangguan yang disebabkan faktor keturunan tidak dapat disembuhkan. Gangguan genetik dapat bersifat herediter atau non-herediter, yang berarti diturunkan dari gen orang tua.
Namun, pada beberapa kelainan genetik, cacat dapat disebabkan oleh mutasi baru atau perubahan pada DNA.
Salah satu gangguan genetik yang paling sering terjadi adalah down syndrome atau kelainan kromosom yang mengganggu perkembangan otak.
Sampai saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan gangguan genetika.
HIV dan AIDS dapat menular dari hubungan seksual, transfusi darah, dan menular ke bayi dari ibu yang mengidap virus tersebut.
Belum ada obat yang dapat digunakan untuk menyembuhkan HIV dan AIDS. Adapun tindakan yang dilakukan adalah pemberian antiretroviral (ARV) untuk menghilangkan unsur yang dibutuhkan virus HIV/AIDS untuk menggandakan diri.