Menara Saidah dan Cerita Kuburan di Bawahnya

Menara Saidah, yang disebut-sebut berhantu itu, menurut warga sekitar dibangun di atas kuburan. Pengakuan bekas satpam dan ketua RT setempat.
halaman depan Menara Saidah sudah ditumbuhi oleh rumput.(Foto: sewakantorcbd.com)

Jakarta - Rohman masih berkantor di Menara Saidah. Tidak di dalam, tapi di depan gedung yang menjulang rada miring di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, itu. Di situ, sehari-hari, pria itu nongkrong, menunggu penumpang. Profesinya kini tukang ojek.

Sepuluh tahun silam Rohman masih menjadi petugas keamanan di gedung 28 tingkat yang kini menjadi bahan pembicaraan lantaran diduga banyak hantu bersemayan di sana. 

Namun, manajemen gedung itu rupanya bermasalah. Maka, pada 2009 Rohman terkena phk, pemutusan hubungan kerja, dan, sedikit demi sedikit kantor-kantor  yang berdiam di gedung itu pun tutup, pindah ke tempat lain. 

Rohman mulai kerja di Menara Saidah pada 2001. Untuk menjadi satpam di kantor yang hanya sepelemparan batu dari Stasiun Cawang tersebut ia mesti melalui sejumlah tes. 

“Tes lari, push up, sit up, dan lain sebagainya,” ujarnya pada Tagar, Rabu pekan lalu. 

Sebelumnya ia bekerja di Mal Ambasador. Bekerja sebagai satpam di Menara Saidah, ia mendapat gaji pertama  Rp 350.000. Gaji terakhirnya Rp 500.000. Meskipun gaji itu sangat jauh dari layak, pria yang kini 49 tahun itu tetap menjalankan kewajibannya secara profesional.

Bapak tiga anak yang sehari-hari kerap memakai jaket dan sepatu bot itu mengaku fenomena mistis di Menara Saidah memang luar biasa. Salah satu penampakan yang paling kerap muncul, ujar Rohman, adalah perempuan berbaju merah. "Maaf ya, saya ngomong kayak gini, buat penunggu menara," ucapnya sembari melirik ke arah gedung Menara Saidah seakan-akan meminta maaf kepada mereka yang ada di dalam gedung itu karena ia telah bercerita tentang Menara pada Tagar.

Maaf ya, saya ngomong kayak gini, buat penunggu menara.

RohmanRohman, tukang ojek pangkalan, mantan security di Gedung Menara Sadiah. (Foto: Tagar/M Irkhamni)

***

Menurut Rohman, saat ia baru bekerja di sana, di gedung yang interiornya penuh patung-patung bergaya Romawi, seorang perempuan, tetangga kos-nya, kaget saat tahu dirinya kerja di Menara Saidah. Perempuan itu bercerita ia pernah masuk ke dalam gedung itu. “Dia bilang melihat ada ular besar dan macan,” ujar Rohman.

Belakangan Rohman mengakui kebenaran yang diucapkan tetangganya tersebut. Di dalam gedung itu berdiam makhluk gaib berwujud ular yang sangat besar. “Itu ular untuk mereka yang mau cari pesugihan,” ujarnya.

Menurut Rohman, siapa pun yang berniat mencari pesugihan bisa mendatangi gedung itu, menemui ular itu. “Pasti terkabul,” katanya. "Ularnya panjang, sebesar pohon kelapa. Di moncongnya terdapat mustika," katanya lagi dengan serius.

Rohman mengaku dulu ia juga kerap meminta “rezeki” dari penghuni gedung Menara Saidah. Itu dilakukannya menjelang pembukaan nomor togel, judi buntut. “Saya cari nomornya di basement empat, seorang diri,” katanya.

Menurut Rohman, untuk mendapat nomor itu, malam sebelum penarikan togel, ia mendatangi basement 4. Ia selalu membawa sesaji: telur, kembang tujuh rupa, teh manis, dan teh pahit. Lalu, sebelum matahari terbit ia datangi tempat itu, mengambil nomor yang muncul dari sang penunggu di sana. “Hasilnya ampuh,” ujarnya. Rohman mengaku terpaksa main togel lantaran gajinya sangat minim.”Anak saya tiga dan masih ngontrak,” ujarnya.

Ularnya panjang, sebesar pohon kelapa. Di moncongnya terdapat mustika.

Menara SaidahHiasan patung singa dan manusia terpajang di halaman Menara Saidah. (Foto: gogonesia.com).

***

Dibangun pada 1993, Menara Saidah tidak hanya menjadi tempat perkantoran juga dipakai untuk acara resepsi perkawinan dan acara-acara lain. Tempatnya yang strategis membuat gedung ini laris untuk disewa.

Ciri khas gedung ini adalah pilar-pilar besar di depannya. Untuk menghiasi sejumlah ruang di dalamnya, termasuk lobi, sang pemilik, pengusaha Abu Bakar Ibrahim, mendatangkan sejumlah patung bergaya Romawi, langsung diimpor dari Italia. Gedung ini resmi digunakan pada 2001.  Siapa pun yang masuk, akan melihat keunikan gedung ini, yakni bak berada di dalam museum. Sebelum bernama Menara Saidah gedung ini sempat bernama Gedung Gracindo.

Belakangan gedung ini kosong. Konflik keluarga disebut-sebut pemicunya -bukan lantaran miring. Maka sejak sepuluh tahun silam Menara Saidah pun sepi, lalu berangsur-angsur menjadi kumuh, dan kini terkesan bak gedung tua yang angker. Sejumlah kisah seram pun muncul.

Beberapa waktu lalu, misalnya, dikabarkan ada tukang ojek online yang mendapat panggilan untuk menjemput seseorang dari dalam Menara ini. Tukang ojek itu pun kaget bukan kepalang setelah diberi tahu gedung itu sudah bertahun-tahun tak berpenghuni. 

Kali lain ada sejumlah tukang ojek yang kerap mangkal di depan gedung itu, malam-malam, kerap mendengar suara-suara dari dalam gedung itu. Suara seperti orang tengah bekerja atau mengobrol. 

Dulunya ini merupakan tempat makam.

Arif Rahman HakimArif Rahman Hakim, warga asli Kelurahan Cikoko, sekaligus Ketua RT  setempat. (Foto: Tagar/M Irkhamni)

***

Tagar menjumpai Arif Rahman Hakim, warga yang tinggal di dekat gedung itu sekaligus ketua RT di sana. Arif besar di daerah Cikoko Timur Raya yang "bertetangga" dengan Menara Saidah. 

Sebagai orang yang sudah berpuluh tahun tinggal di situ, Arif mengaku tahu benar tempat Menara Saidah dibangun. “Dulunya ini merupakan tempat makam dan pemukiman rumah warga. Kalau tidak salah, di lokasi itu terdapat sepuluh makam dan banyak tanah kosong," kata Arif.

Walau kerap mendengar cerita-cerita seram tentang Menara Saidah, Arif mengaku secara pribadi tidak pernah melihat makhluk gaib di Menara Saidah. “Sebagai warga yang lama tinggal di sini, belum pernah menjumpai hal semacam itu," ujar Arif.

Namun, ada cerita menarik dari Arif. Menurut Arif ada seorang anak kecil, yang tinggal tak jauh dari wilayahnya, yang dikenal memiliki kemampuan melihat hal-hal gaib -sesuatu yang tak bisa dilihat orang biasa. 

Si bocah ini selalu mengajak orang tuanya ke Menara Saidah, melihat makhluk-makhluk gaib di sana. “Katanya di situ banyak penampakan seperti  wajah-wajah, tapi nggak jelas.  Ada yang berambut panjang segala,” ujar Arif.

Menurut Arif, beberapa hari lalu, seorang petugas keamanan juga memberitahu dia ada ojek online, sekitar pukul 02.00, datang ke Menara Saidah. Tukang ojek itu berhenti di depan pintu gerbang dan berniat masuk ke dalam pelataran Menara. “Katanya, tukang ojek itu mendapat pesanan. Setelah ditelepon, ada gambarnya kecil. Kayak makhluk halus gitu," ujar Arif.

Kepada Tagar, Arif bercerita, pembangunan Menara ini juga memakan korban. Saat dibangun dua pekerjanya tewas tertimpa bahan cor yang ambruk. “Kalau tidak salah itu tahun 1990-an,” katanya.

Menara Saidah, yang kosong dan jika malam semakin tampak seram itu, agaknya, akan terus menjadi gunjingan banyak orang -terutama kisah-kisah mistis di dalamnya. Kisah-kisah hantu. [] 

Baca cerita lain:

Berita terkait
Foto: Menara Saidah, 10 Tahun Tidak Berpenghuni
Menara Saidah yang dulu sebagai pusat perkantoran ini, sejak 2009 sudah dikosongkan karena pondasi gedung sudah tidak tegak.
Pengamat Properti Tak Yakin Menara Saidah Laku Dilego
Pengamat properti Ali Tringhanda meragukan gedung perkantoran Menara Saidah di Jl MT Haryono, Jakarta Selatan laku dilego.
Proyek LRT Longsorkan Area Depan Menara Saidah
Bagian dinding penahan tanah longsor akibat galian kontruksi pondasi proyek Light Rail Transit/LRT jalur Cawang-Dukuh Atas.
0
Kesengsaraan dalam Kehidupan Pekerja Migran di Arab Saudi
Puluhan ribu migran Ethiopia proses dideportasi dari Arab Saudi, mereka cerita tentang penahanan berbulan-bulan dalam kondisi menyedihkan