Jakarta - Mata uang kripto atau cryptocurrency teratas seluruhnya dikabarkan meradang dalam 24 jam terakhir. Bahkan mata uang sekelas Terra dan Bitcoin pun turun drastis hingga memerah dalam chart harga jual cryptocurrency.
Melansir data dari coinmarketcap, Selasa, 1 Februari 2022, Binance (BNB) turun hingga 4,53 persen dalam sehari dan 1,07 persen dalam sepekan. Koin dengan kapitalisasi market sebesar US$60,74 miliar, kini hanya dihargai US$369 persatu kepingnya.
Selanjutnya ada mata uang kripto Terra (LUNA) yang memerah hingga 9,03 persen dalam sehari dan 32,34 persen dalam sepekan. Saat ini nilai Terra anjlok ke US$45,09 per keping.
Kemudian, Ripple (XRP) dan Solana (SOL) jadi mata uang kripto selanjutnya yang memerah pada pagi ini dengan penurunan masing-masing sebesar 4,20 persen dan 3,65 persen.
- Baca Juga: Apa Itu Kripto dan Bagaimana Cara Transaksinya?
- Baca Juga: Jarang Diketahui, Begini Asal Muasal Mata Uang Kripto
Kini, nilai kedua mata uang kripto tersebut harus turun ke US$0,58 dan US$90,85 per keping. Dogecoin (DOGE) juga turun 3,31 persen dalam sehari dan 1,25 persen dalam sepekan. Kini satu keping Dogecoin dihargai US$0,13.
Tak hanya itu, mata uang kripto dengan kapitalisasi market teratas seperti Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) turut mengalami penurunan yang signifikan. Bitcoin turun sebesar 2,75 persen dan kini satu kepingnya dihargai sebesar US$36.890 per keping.
Sedangkan Ethereum turun sebesar 2,75 persen dalam 24 jam terakhir dengan harga terkini sebesar US$2.515 per keeping.
Mata uang jenis kripto ini memang sudah populer di seluruh negeri. Namun, aset kripto masih dilarang sebagai alat bayar di Indonesia. Kendati demikian, kripto termasuk komoditas bursa berjangka, sehingga tak masalah selama digunakan sebagai investasi maupun komoditas yang diperjualbelikan oleh para pelaku pasar.
- Baca Juga: Perbedaan Token dan Koin Kripto yang Harus Kamu Tau
- Baca Juga: Ini Kelebihan dan Kekurangan Mata Uang Kripto
Adapun penurunan mata uang kripto disebabkan oleh berbagai hal seperti sentiment pasar yang negatif, adanya leverage Panjang yang merupakan strategi para investor untuk menggunakan utang (modal pinjaman) untuk memperbesar peluang pengembalian investasi mereka dan juga disebabkan oleh sejumlah mata uang yang mengikuti pasar tradisional global.
(Fasya Aldiza Mutasyifa)