Masyarakat Tolak BBKSDA Tangani Konflik Harimau Sumatera

"Tim mengalami pelecehan verbal dan salah satu kendaraan dinas Balai Taman Nasional Batang Gadis dirusak massa," ujar Kepala Balai Besar KSDA, Hotmauli Sianturi
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara Hotmauli Sianturi saat memberi keterangan kronologi penanganan kematian Harimau Sumatera di Mandailing Natal, di Kantor BBKSDA, Jalan Sisingamangaraja Medan, Senin (5/3). (wes)

Medan, (Tagar 5/3/2018) - Petugas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara, dan Balai Taman Nasional Batang Gadis ditolak masyarakat Desa Hatupangan, Kabupaten Mandailing Natal.

Pasalnya, masyarakat menginginkan harimau yang muncul dikampungnya dibunuh. Dan memaksa sebagian petugas dari BBKSDA, Balai Taman Nasional Batang Gadis, KPH IX, Koramil dan Polsek mencari ke hutan untuk menembak mati harimau dimaksud.

"Tim mengalami pelecehan verbal dan salah satu kendaraan dinas Balai Taman Nasional Batang Gadis dirusak massa," ujar Kepala Balai Besar KSDA, Hotmauli Sianturi dihadapan sejumlah media di Kantor BBKSDA, Jalan Sisingamangaraja Medan, Senin(5/3).

Lanjut Hotmauli, petugas dibawah ancaman dan dipaksa warga menandatangani kesepakatan yang isinya antara lain :

Pertama, masyarakat tidak menuntut jika dilakukan pembunuhan terhadap satwa buas oleh masyarakat dan aparat keamanan.

Kedua, tim tidak akan datang lagi ke Desa Hatupangan dan sekitarnya, serta menyerahkan penyelesaian konflik satwa liar kepada warga dan aparat keamanan.

Selanjutnya yang ketiga, meninjau kembali wilayah Balai Taman Nasional Batang Gadis dan BBKSDA Sumut di Kecamatan Batang Natal.

Menindaklanjuti kejadian tersebut, BBKSDA meminta bantuan Polda Sumut perihal indikasi penyebab konflik Harimau Sumatera di Kabupaten Madina, yang pada intinya meminta dukungan penyelesaian permasalahan penebangan liar yang menyebabkan konflik satwa liar langka dengan modus konflik satwa.

"Kemudian kami mencapai kesepakatan dengan Bupati untuk memasang perangkap kandang jebak (box trap) setelah Camat dan Muspika berkomunikasi dengan masyarakat," ujar Hotmauli.

Namun, pada Minggu, 4 Maret 2018, sekira pukul 07.40 WIB, berdasarkan laporan Danramil Batang Natal, Harimau sudah masuk kekolong rumah warga.

"BBKSDA melalui bidang konservasi wilayah III Padangsidimpuan segera menyiapkan peralatan evakuasi, bius dan kandang evakuasi, sekira pukul 08.00 WIB bersamaan tim SRI dan dokter hewan," katanya lagi.

Pada pukul 08.35 WIB, informasi Camat Batang Natal, Harimau Sumatera sudah mati diperkirakan ditombak oleh warga dan ditembak oleh anggota Polsek Batang Natal.

Tim Balai Besar KSDA dan Balai Taman Nasional Batang Gadis tidak bisa masuk ke lokasi kejadian karena menurut petugas Polsek, masyarakat menolak kedatangan tim.

Setelah jasad harimau diamankan Polsek dan Koramil kemudian dievakuasi Tim SRI dan dokter hewan, jasad harimau di nekropsi.

"Hasilnya, Harimau Sumatera berjenis kelamin jantan, perkiraan umur 2-3 tahun, panjang 248 cm dan tinggi 104 cm. Kulit bagian dahi dan muka hilang, kulit dan kuku kedua kaki belakang hilang, kulit bagian ekor hilang dan bekas luka tombak dan tembak pada kepala serta ada bekas luka lama berupa lubang pada bagian kepala dibawah telinga sebanyak 6 buah," sebut Hotmauli.

Setelah, sampel organ diserahkan ke Balai Besar BKSDA Sumut untuk cek laboratorium, jasad harimau tersebut dimusnahkan dengan cara dibakar di kantor Polres Madina, dengan pertimbangan menghindari penyakit. (Wes)

Berita terkait
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.