Masih Banyak Warga Subulussalam Tak Mau Cuci Tangan

Meski sudah ada posko pencegahan virus corona, namun masih banyak warga Subulussalam Aceh kurang mau untuk cuci tangan.
Kegiatan di Posko Pencegahan Covid-19 di Desa Mukti Makmur, Kecamatan Simpang Kiri, Kota Subulussalam, Aceh, Rabu, 1 April 2020 (Foto: Tagar/Nukman)

Subulussalam - Pemerintah Kota Subulussalam telah melakukan berbagai langkah preventif untuk pencegahan penularan corona virus disease (covid-19) mewabah ke wilayah Kota Subulussalam, Aceh.

Seiring itu pula, aksi-aksi upaya pencegahan juga turut dilakukan oleh sejumlah desa di wilayah itu sejak sepekan terakhir dengan mendirikan sebuah posko penanganan pencegahan Covid-19 yang digagas oleh kepala desa.

Berdasarkan pantauan Tagar, terlihat beberapa kepala desa melaksanakan berbagai kegiatan, seperti melakukan penyemprotan disinfektan, sosialisasi kesehatan, pendataan warga yang berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP).

Soalnya ini kan menyangkut keselamatan orang banyak, masa disuruh cuci tangan aja malah melarikan diri, digas pula sepeda motornya.

Dan sejauh ini Tagar juga melihat tidak ada lagi didapati warga melaksanakan acara pesta perkawinan dan khitanan semenjak adanya pembubaran pesta di beberapa titik di wilayah Kecamatan Simpang Kiri dan Kecamatan Penanggalan.

Kepala Desa Lae Bersih, Ruduansyah Angkat secara khusus menyediakan rumah karantina desa yang diperuntukkan kepada warga ODP guna mensterilkan warganya selama 14 hari dengan dibantu bidan desa dan tim medis dari Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) untuk mengecek kesehatan warga ODP secara berkala.

Sementara, pemandangan lain yang ditemui Tagar, ada desa yang memasang portal yang dibuat tepat di pintu masuk kampung. Pemandangan ini ditemui di Desa Mukti Makmur, Kecamatan Simpang Kiri.

Di sini, setiap warga sebelum memasuki kawasan kampung terlebih dahulu diwajibkan untuk melakukan cuci tangan serta menyemprotkan disinfektan pada kendaraan warga, kemudian warga diberikan selebaran sosialisasi pencegahan Covid-19 oleh petugas posko.

Namun, gencarnya upaya pemerintah desa yang berperan dalam melakukan pencegahan penyebaran Covid-19 tidak lantas berjalan lancar, di mana masih saja ada ditemui warga yang sepele terhadap persoalan Covid-19 ini, sehingga tidak menghiraukan imbauan-imbauan kesehatan untuk terhidar dari penularan Covid-19.

Ayub Dermawan, salah seorang relawan di posko Covid-19 Desa Mukti Makmur, Kecamatan Simpang Kiri terkait peran serta warga dalam hal perilaku pencegahan Covid-19 diakui bahwa sebagian warga masih kurang kooperatif.

Hal itu dilihat dari kesadaran warga yang diminta untuk mencuci tangan, namun, warga tersebut enggan melakukannya dan langsung menancap gas kendaraannya masuk ke dalam kampung, dan hal itu cenderung dilakukan oleh warga di desa itu sendiri.

Kepala Desa Mukti Makmur, Gunawan mengingatkan warganya untuk dapat mematuhi prosedur pencegahan Covid-19 yang diterapkan di desa.

"Pokoknya siapa yang gak patuh dengan apa yang diintruksikan oleh pemerintah tentang pencegahan Covid-19 kami catat terus karena ini demi keselamatan bersama," ujar Gunawan, Rabu, 1 April 2020.

Ia pun menyesalkan sikap warganya tersebut yang abai terhadap upaya-upaya dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

"Soalnya ini kan menyangkut keselamatan orang banyak, masa disuruh cuci tangan aja malah melarikan diri, digas pula sepeda motornya," ucap Gunawan.

Sementara, Wali Kota Subulussalam, Affan Alfian Bintang yang juga bertindak selaku Ketua Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Pencegahan Covid-19 Kota Subulussalam mengapresiasi langkah-langkah para kepala desa yang turut berperan melakukan penanganan pencegahan Covid-19 di desa masing-masing.

"Saya bangga melihat kepala desa yang cepat tanggap melakukan langkah penanganan pencegahan Covid-19. Saya sampaikan kepada kepala desa untuk terus berkoordinasi dengan camat masing-masing terkait hal-hal di lapangan," katanya. 

Affan berharap kepada seluruh elemen masyarakat untuk dapat mematuhi Imbauan serta anjuran dari pemerintah, karena memutus mata rantai penyebaran Covid-19 ini adalah tugas serta tanggungjawab bersama.[]

Berita terkait
Trauma Darurat Sipil Saat Konflik di Aceh
Aceh pernah merasakan kekejaman darurat sipil pada 19 Mei 2004 atau 16 tahun yang lalu. Saat itu Presiden Indonesia Megawati Soekarnoputri.
Jawaban PLN Aceh Soal Listrik Gratis Saat Corona
Pihak PLN Aceh sejauh ini bisa menjelaskan bagaimana teknis pemberian gratis dan diskon pembayaran listrik di Aceh selama corona.
Martunis, Anak Angkat Ronaldo Resmi Menikah di Aceh
Martunis Sarbini, anak angkat bintang sepak bola dunia Cristiano Ronaldo resmi menikahi Sri Wahyuni seorang gadis asal Kabupaten Bireuen, Aceh.
0
Amerika Perluas Kapasitas Tes untuk Cacar Monyet
Perluas kapasitas pengujian di berbagai penjuru negara dan membuat tes lebih nyaman dan mudah diakses pasien dan penyedia layanan kesehatan