Marsel Pergi Membawa Asa Pulang Tinggal Jenazah

Niat ingin memperbaiki ekonomi keluarga di kampung, Marsel nekat merantau ke Makassar, namun nahas dia pulang tinggal nama.
Jenazah Marsel, saat tiba di kampung halamannya, Pusat Rebuk, Desa Perak, Kecamatan Cibal, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis 18 September 2020. (Foto: Tagar/Albertus Peppi Kurniawan)

Ruteng - Tangisan para penghuni salah satu rumah di Pusat Rebuk, Desa Perak, Kecamatan Cibal, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), pecah saat jenazah Merselinus Gonsa tiba.

Hampir tak ada keluarga yang tidak mengeluarkan air mata saat jenazahnya diturunkan dari mobil. Semua orang di kampung itu mendekati jenazah pria beranak satu itu.

Adegan paling memilukan adalah saat Rofina Sita, ibu kandung Marsel bersama istri dan kakak-kakak Marsel memeluk peti jenazah sambil menangis histeris, seolah sedang memeluk tubuh kaku di dalamnya.

Kami berencana untuk bangun rumah sendiri.

Marsel tewas mengenaskan usai ditikam dengan senjata tajam jenis badik di Jalan Bontoduri 6, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, pada Senin, 14 September 2020, sekitar pukul 16.00 WITA. Marsel tewas karena mengalami luka tusuk pada bagian dada tembus jantungnya.

Jenasah Marsel tiba di rumah duka sekitar pukul 14.30 Wita setelah menempuh perjalanan dengan pesawat selama dua hari dari Makassar - Jakarta - Bali hingga Labuan Bajo, Manggarai Barat.

Jenasah korban tiba di Labuan Bajo, Kamis, 18 September 2020 sekitar pukul 09.30 wita. Selanjutnya, Jenasah korban langsung digiring ke kampung halaman menggunakan mobil jenasah.

Ditikam Pelanggan

Marsel adalah anak kedua dari enam bersaudara. Ayahnya meninggal pada tahun 2003. Tak lama kemudian Ibunya kembali menikah, dengan seorang pria di Lembor, Manggarai Barat.

Penikam MarselPelaku penikam Marsel saat diamankan polisi di Kota Makassar. (Foto: Tagar/Lodi Aprianto)Marsel adalah anak kedua dari enam bersaudara. Ayahnya meninggal pada tahun 2003. Tak lama kemudian Ibunya kembali menikah, dengan seorang pria di Lembor, Manggarai Barat.

Sejak itu, ia tinggal dengan keluarganya di Marabola Kabupaten Manggarai Timur sampai menyelesaikan Sekolah Dasar (SD).

Saat memasuki SMP ia memilih untuk sekolah di Kampungnya, namun tak bertahan lama. Ketika menginjak kelas 2 SMP ia memutuskan untuk berhenti sekolah.

Setelah itu Ia meninggalkan kampung halaman untuk mengadu nasib di kota Daeng. Di sana ia hidup dengan istrinya dan satu anaknya yang baru berusia 2 tahun.

Sebagai kepala keluarga, Marsel menjadi tulang punggung keluarga kecilnya. Meski ijazahnya hanya sampai tingkat SD, dia tidak patah semangat, walaupun dia harus bekerja keras menjadi pengantar galon di Kota Makassar.

Gajinya pun tak seberapa, hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga kecilnya di sana.

Hari itu, pagi sebelum penikaman, seperti biasanya, Marsel pamit pada sang istri untuk mencari rezeki demi menyambung hidup mereka dan si buah hati.

Tak pernah terbayangkan sebelumnya. Istri Marsel, Marsiana Jitia mengaku tidak ada tanda-tanda aneh pagi itu, sebelum ayah dari buah hati mereka pergi untuk selamanya meninggalkan mereka dalam duka.

Saat siang tiba, dia mendapatkan kabar bahwa suaminya ditikam oleh pelanggan galonnya sendiri. Tentu saja Marsiana tak percaya.

Namun ketidakpercayaannya langsung sirna ketika melihat dengan mata kepalanya sendiri, bahwa sang suami terkapar di jalanan dan bersimbah darah.

Bukan hanya terkejut. Saat itu ia langsung syok dan tak mampu berkata apa pun. Dalam hatinya selalu berharap semoga itu adalah mimpi, meski kenyataannya itu adalah fakta.

"Awalnya saya tidak percaya saat temannya Marsel pergi panggil saya ke tempat kerja. Saya juga sempat berpikir kalau yang datang itu Marsel tapi ternyata temannya. Sebelumnya tidak ada tanda-tanda apapun," ungkapnya saat ditemui Tagar, Rabu 17 September 2020 malam, di Pusat, Desa Perak.

Pelaku penikaman yang merupakan konsumen galonnya ini, telah berhasil ditangkap di rumahnya atau lokasi penikaman, Jalan Bontoduri 6, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar.

Dia pekerja keras, jarang mengeluh dan tidak gengsi. Juga sangat menyayangi kami apalagi anak kami.

Kini, pelaku bersama barang bukti sebilah badik telah diamankan di Mapolsek Tamalate, untuk dilakukan pemeriksaan dan proses hukum lebih lanjut.

Tidak Pernah Pulang Kampung

Di mata istri, Marsel adalah orang yang pekerja keras dan bertanggung jawab terhadap keluarga. Setiap hari ia bekerja untuk memenuhi kebutuhan anak dan istrinya.

Kakak MarselFlorianus Takdir, kakak kandung Marsel. (Foto: Tagar/Albertus Peppi Kurniawan)Di mata istri, Marsel adalah orang yang pekerja keras dan bertanggung jawab terhadap keluarga. Setiap hari ia bekerja untuk memenuhi kebutuhan anak dan istrinya.

Ia tak pernah gengsi untuk bekerja apapun. Bagi dia asalkan halal dan bisa membahagiakan istri dan anak semata wayangnya. Setiap pulang kerja ia selalu membawa oleh-oleh untuk anaknya dan dua bungkus kopi saset untuk diminum bersama istrinya.

"Dia pekerja keras, jarang mengeluh dan tidak gengsi. Juga sangat menyayangi kami apalagi anak kami. Setiap pulang kerja dia selalu beli jajan untuk anaknya," kata istrinya.

Sejak berangkat ke Makassar tahun 2014 lalu Marsel tidak pernah pulang kampung. Bahkan saat berangkat ke ibukota Provinsi Sulawesi Selatan pun dia tidak pernah mengatakan akan berangkat ke Makassar. Saat itu ia hanya meminta izin untuk berangkat ke Lembor, Kabupaten Manggarai Barat, tempat ibunya tinggal saat ini.

Tak pernah ada dalam benak kakaknya bahwa Marsel merantau. Kurang lebih dua Minggu ia tiba di Makassar, Marsel baru memberitahukan kepada kakaknya.

"Saya juga tidak bisa apa-apa, dia kan sudah di Makassar. Saya hanya berpesan untuk jaga diri baik-baik. Apalagi saya juga lama di Makassar, saya tahulah bagaimana kehidupan di sana," kata Florianus, kakak Marsel.

Di Makassar, Marsel tidak melanjutkan sekolahnya karena tidak ada yang membiayainya. Apalagi ayahnya sudah meninggal dan ibunya menikah lagi.

Terpaksa, ia harus bekerja untuk membiayai kehidupannya sehari-hari. Dengan umur yang masih muda itu Marsel bisa bertahan hidup di kota daeng dengan bermodalkan Ijazah Sekolah Dasar (SD).

Mimpi Marsel

Setelah beristri dan dikaruniai seorang anak, Marsel bukan lagi anak kecil. Pikirannya sudah seperti orang dewasa pada umumnya. Ia tak hanya memikirkan dirinya namun sudah berpikir untuk masa depan keluarga kecilnya.

MarselAlmarhum Marsel semasa hidup. (Foto: Tagar/Dok. Pribadi Almarhum)Setelah beristri dan dikaruniai seorang anak, Marsel bukan lagi anak kecil. Pikirannya sudah seperti orang dewasa pada umumnya. Ia tak hanya memikirkan dirinya namun sudah berpikir untuk masa depan keluarga kecilnya.

Selama ini saya juga bekerja. Untuk membantu dia (Marsel), apalagi kami berencana untuk bangun rumah sendiri.

Suatu ketika, ia memanggil istrinya untuk membicarakan masa depan mereka. Salah satunya berencana bangun rumah sendiri di Manggarai.

Sejak saat itu, mereka bersepakat untuk sama-sama bekerja. Selain Marsel, Istrinya juga ikut bekerja untuk bertahan hidup dan menabung untuk mewujudkan mimpi besar mereka.

"Selama ini saya juga bekerja. Untuk membantu dia (Marsel), apalagi kami berencana untuk bangun rumah sendiri," katanya sambil menteskan air mata yang tak pernah henti mengalir di pipinya.

Namun, dalam perjalanan. Mimpi itu akhirnya sirna saat Marsel meninggalkan Istri dan anak untuk selamanya. Ia pergi meninggalkan duka dan lara, bahkan bukan hanya istri dan keluarga, banyak orang yang ikut sedih dan prihatin atas kejadian nahas yang menimpannya. Nyawanya direnggut oleh ujung sebilah badik. (PEN)

Baca juga:

Berita terkait
Imbauan Bupati Manggarai Terkait Tewasnya Marsel
Ini tanggapan Bupati Manggarai Deno Kemelus terkait tewasnya Marsel Gonsa yang ditikam Syamsul Basri di Kota Makassar, Sulsel.
Dua Saksi Kasus Penikaman Marsel di Makassar Diperiksa
Pihak kepolisian dari Polsek Tamalate Kota Makassar telah memeriksa sejumlah saksi terkait pembunuhan tukang galon.
Pemintaan Keluarga Marsel yang Tewas di Makassar
Keluarga Marsel, pengantar galon yang tewas ditikam di Makassar meminta pihak berwajib menghukum pelaku seberat-beratnya.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.