Jakarta - Stres adalah reaksi fisik maupun emosional ketika ada tuntutan yang dibebankan sehingga membuat kita perlu menyesuaikan diri. Tuntutan ini biasanya bersumber dari luar diri kita seperti keluarga, teman, pekerjaan, atau sekolah.
Stres sendiri dapat dirasakan oleh siapa saja, tidak memandang usia. Bukan hanya orang dewasa, anak-anak pun dapat mengalami masa-masa berat hingga merasa stres.
Sering kali, kondisi stres pada anak tidak dikenali oleh orangtua. Ini karena beberapa masalah yang menyebabkan anak stres mungkin dianggap bukan hal besar bagi orang dewasa.
Padahal, ketika stres yang dirasakan anak-anak ini tidak dikelola dengan baik dapat menjadi masalah yang lebih serius seperti gangguan kecemasan hingga depresi. Untuk itu, sebagai orangtua, mengenali tanda dan gejala stres pada anak perlu dilakukan.
Dikutip dari Kids Health, anak-anak sendiri mungkin tidak menyadari bahwa dirinya mengalami stres atau kecemasan.
Perubahan perilaku dan emosional
Mengutip Verywell Family, stres biasanya mengubah perilaku dan tempramen anak. Beberapa tanda perilaku stres misalnya:
- Perubahan perilaku, seperti kemurungan, agresi, temperamen pendek, kebohongan, melawan aturan, atau lebih manja (kemelekatan)
- Perkembangan kebiasaan gugup, seperti menggigit kuku
- Kesulitan berkonsentrasi
- Ketakutan (seperti takut gelap, sendirian, atau orang asing)
- Mendapatkan masalah di sekolah
- Menimbun barang-barang yang tampaknya tidak penting
- Penolakan untuk pergi ke sekolah
- Menarik diri dari keluarga atau teman
- Perubahan fisik
Lalu beberapa anak mengalami perubahan fisik, terutama yang berkaitan dengan masalah kesehatan.
- Mengompol
- Mengisap jempol
- Memainkan rambut
- Mengupil
- Keluhan sakit perut atau sakit kepala
- Nafsu makan menurun atau meningkat
- Gejala fisik lainnya
- Masalah tidur atau mimpi buruk []
Baca juga: