TAGAR.id, Jakarta - Dokter sekaligus dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta, Maria Silvia Merry mengingatkan semua ibu hamil (bumil) memperhatikan makanan yang dikonsumsi setiap hari. Bila tidak dijaga asupan makanannya, tentu berisiko menggugurkan kandungan.
"Seorang ibu hamil sudah wajar jika harus menjaga asupan makanannya untuk kesehatan janin yang dikandungnya. Berbagai nutrisi harus disiapkan mulai dari buah-buahan hingga sayur mayur yang segar," kata dr. Silvia panggilan akrabnya itu melalui channel YouTube Dokter 24, seperti yang dikutip Tagar, Kamis, 17 September 2020.
Dokter Silvia menyarankan bumil untuk menghindari makanan setengah matang. Ini dikarenakan makanan tersebut mengandung bakteri salmonella yang dapat menyebabkan kontraksi dini pada ibu hamil.
"Makanan setengah matang yang bisa mengandung salmonella, misalnya kuning telur, sate daging yang diolah setengah matang atau steak," ujarnya.
Makanan lainnya yang harus dikontrol asupannya oleh bumil, yaitu seafood. "Sebaiknya jangan mengonsumsi makanan ini terlalu banyak karena olahan seafood mengandung zat merkuri di dalamnya, misalkan kepiting, udang, atau kerang terutama yang dimasak setengah matang," ucap dr. Silvia.
Menurut dia, makanan kaleng atau mengandung MSG (Monosodium Glutamat) juga tidak boleh dikonsumsi bumil karena efeknya membahayakan janin hingga berisiko keguguran. "Makanan di dalam kaleng, misalnya sarden mengandung zat kimia tinggi yang mengakibatkan keguguran atau janin tidak berkembang dengan sempurna. Selanjutnya MSG dapat menyebabkan gangguan otak dan juga menurunkan kecerdasan bayi," ujarnya.
Selanjutnya daging kambing tidak boleh dikonsumsi berlebihan oleh bumil karena sifatnya panas dan ini bisa berisiko terhadap kesehatan janin di dalam kandungan. Selain itu, makanan yang berasa pahit atau jamu-jamuan buatan pabrik juga perlu dihindari bumil.
"Efek dari makanan yang terasa pahit atau jamu-jamuan bisa menyebabkan perut terasa tidak enak bahkan memicu kontraksi, misalnya jamu dalam kemasan. Jika mengonsumsi itu konsultasilah pada dokter kandungan Anda," tutur dr. Silvia. []
Baca juga: