Labuhanbatu - Pelantikan 45 orang anggota DPRD Kabupaten Labuhanbatu periode 2019-2024 diwarnai demo ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Koalisi Mahasiswa Labuhanbatu di depan gedung DPRD Labuhanbatu, Jalan SM Raja, Sumatera Utara, Rabu 25 September 2019.
Mereka meminta polisi dan Satpol PP yang berjaga, mengizinkan mahasiswa masuk ke kantor DPRD guna menyampaikan aspirasi dan meminta surat pernyataan tertulis menolak revisi UU KPK dan RKUHP.
Setelah selesai pelantikan, dua anggota DPRD di antaranya, David Siregar dan Abdul Karim Hasibuan menemui mahasiswa dan melakukan dialog.
David, anggota DPRD dua priode itu menyampaikan, DPRD Labuhanbatu siap menerima segala aspirasi dari mahasiswa.
Kami mohon kepada adik mahasiswa agar pertemuan kita dilaksanakan pada Senin depan saja
"Kami siap menerima semua aspirasi adik-adik mahasiswa tetapi tidak sekarang, karena hari ini kami baru siap pelantikan dan pengambilan sumpah. Kami mohon kepada adik mahasiswa agar pertemuan kita dilaksanakan pada Senin depan saja," ucap politikus Partai Golkar itu.
Hal sama diutarakan Abdul Karim Hasibuan, Ketua Partai Gerindra Kabupaten Labuhanbatu, memaparkan situasi dan kondisi anggota DPRD yang baru saja dilantik.
Setelah mendengar penjelasan dari dua anggota DPRD itu, mahasiswa menolak rencana pertemuan yang disampaikan dan mendesak saat itu juga dibuat surat pernyataan penolakan revisi UU KPK dan RKUHP.
Namun anggota DPRD belum sepakat untuk melakukan penandatanganan dengan alasan masih baru dilantik dan belum bisa mengambil keputusan.
Lantaran tidak ada keputusan dari anggota DPRD, mahasiswa memaksa masuk ke gedung DPRD, dan terjadi aksi saling dorong antara massa dengan aparat yang berjaga.
Seorang mahasiswa, Bana Pakih, 21 tahun, menjadi korban. Dia mendapat pukulan diduga dari seorang anggota polisi. Massa semakin beringas, tak terima rekan mereka dipukul.
Mahasiswa mendobrak pagar gerbang DPRD hingga rusak dan membakarnya. Sebelum membubarkan diri, mahasiswa mengancam akan melakukan aksi dengan jumlah massa yang lebih besar. []