Lurah dan Ketua RW di Kota Yogyakarta Terpapar C-19

Kantor Kelurahan Kotabaru di Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta ditutup karena ada yang terpapar C-19. Pelayanan dialihkan di kecamatan.
Ilustrasi corona (Foto: Pixabay)

Yogyakarta - Penyebaran virus Covid-19 di Kota Yogyakarta makin hari kian meluas. Terkini, Kantor Kelurahan Kotabaru yang berada di wilayah Kecamatan Gondokusuman ditutup sementara operasionalnya karena lurah terkonfirmasi terpapar C-19. Termasuk juga sejumlah petugas linmas dan juga salah seorang Ketua RW di wilayah kelurahan tersebut.

"Layanan di Kantor Kelurahan Kotabaru sejak kemarin, 8 September 2020, sudah ditutup dan dialihkan ke Kantor Kecamatan Gondokusuman," kata Ketua Harian Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi di Balai Kota, saat jumpa pers perkembangan kasus Covid-19 di Kota Yogyakarta, Rabu, 9 September 2020.

Menurut Heroe, batas waktu penutupan Kantor Kelurahan Kotabaru juga belum bisa dipastikan. Pasalnya, semua pegawai di sana sudah diminta isolasi mandiri sembari menunggu hasil swab.

"Jika dalam waktu tiga hari ke depan hasil swab keluar dan dinyatakan negatif semua, maka layanan bisa dibuka kembali," jelasnya.

Baca Juga:

Heroe pun menceritakan lurah, linmas dan ketua RW bisa terpapar corona. Menurutnya total ada sembilan kasus positif yang ditemukan dalam satu lingkaran penularan.

"Awalnya kami temukan warga berusia 81 tahun yang meninggal dengan hasil swab positif. Setelah kami tracing, ternyata dua cucu dan satu anaknya juga positif," jelas dia.

Kemudian dari satu anak yang positif tersebut ternyata memiliki kontak erat dengan berbagai elemen masyarakat. Termasuk Lurah Kotabaru serta petugas linmas setempat yang akhirnya turut terpapar. 

Yang menjadikan ini agak banyak karena aktivitas yang tinggi dari satu orang itu. Sekarang sedang kami coba kendalikan agar tidak meluas.

Bahkan pada Selasa, 8 September 2020, juga ditemukan tambahan tiga orang konfirmasi positif hasil penelusuran, salah satunya ialah Ketua RW setempat. Dengan demikian, sementara ditemukan sembilan kasus positif dalam satu proses penelusuran.

Heroe mengaku, warga tersebut merupakan aktivis di kampung maupun kelurahan dengan memiliki rasa sosial yang tinggi sehingga hampir semua waktunya dicurahkan untuk membantu orang lain. "Yang menjadikan ini agak banyak karena aktivitas yang tinggi dari satu orang itu. Sekarang sedang kami coba kendalikan agar tidak meluas," paparnya.

Baca Juga:

Terkait awal penularan warga berusia 81 tahun yang meninggaldunia tersebut, Heroe mengaku belum bisa disimpulkan. Namun sempat diketahui pernah kedatangan tamu dari Jakarta. Sehingga apakah tertular dari tamu tersebut atau justru dari anaknya yang merupakan aktivis dengan tingkat mobilitas tinggi.

"Orang tuanya meninggal pada 26 Agustus 2020 dan hasil swab positif keluar 28 Agustus 2020. Dari situ kami tracing, dua orang cucu dan anaknya yang aktivis ini diketahui positif 31 Agustus 2020. Siapakah yang menularkan pertama kali juga belum bisa dipastikan," katanya.

Lebih lanjut Heroe menjelaskan, untuk petugas kelurahan beserta linmas yang berjumlah 17 orang, kini telah menjalani uji swab dan tinggal menunggu hasil. "Sekarang belum bisa disebut sebagai klaster. Tetapi jika nanti hasil swab dari pegawai kelurahan ternyata positif dan memberikan penularan, baru bisa menjadi klaster. Semoga itu tak terjadi," harap dia. []

Berita terkait
Penutupan KUA Danurejan Yogyakarta Diperpanjang
Penutupan KUA Danurejan Kota Yogyakarta diperpanjang setelah kondisinya belum reda. Di kantor tersebut lima pegawai terpapar corona.
Perlu Penataan Lapak PKL Malioboro Yogyakarta
Pemda DIY meminta agar ada penataan PKL di Malioboro Yogyakarta menyusul satu PKL meninggal karena terpapar corona.
Aktivitas Malioboro Usai PKL Meninggal karena C-19
Aktivitas Malioboro Yogyakarta tetap normal meski ada satu PKL di kawasan wisata tersebut meninggal terpapar C-19.